Sering di sangka pengemis Sugimun kini menjadi pengusaha sukses
Memiliki keterbatasan fisik sejak lahir bukan menjadi alasan untuk pasrah menerima keadaan, dan berputus asa dalam mengejar segala impian. Seperti sosok luar biasa yang satu ini. Pak Sugimun, Pria yang lahir pada tahun 1970 di Magetan, Jawa Timur ini adalah seorang pengusaha yang sudah cukup di kenal oleh masyarakat sekitar. Sekarang ini Ia telah mengelola tiga unit toko elektroniknya yang bernama “Cahaya Baru”.
Ada suatu peristiwa menarik menimpa Pak Sugimun. Saat itu Ia bersama supirnya pergi ke solo untuk membeli sebuah mobil. Ketika Pak Sugimun akan memasuki shoowroom, tiba-tiba seorang karyawan menghampirinya dan mengulurkan uang recehan kepadanya. Sambil tersenyum Pak Sugimun kemudian menjelaskan maksud ke datangannya, “Oh, saya bukan pengemis, Mas. Saya cari mobil.”
Sontak si karyawan pun kaget, dan cepat-cepat masuk kedalam sambil menanggung rasa malu.
Si karyawan tersebut mengira bahwa pak Sugimun adalah seorang pengemis, mungkin karena melihat dari pakaiannya yang sederhana, dan juga mengenakan kursi roda.
Bagi masyarakat Trenggalek, Magetan, dan sekitarnya, Toko Cahaya baru sudah tidak asing lagi bagi mereka, toko tersebut merupakan sebuah toko elektronik yang cukup besar. Omsetnya pun sudah mencapai ratusan juta per bulannya.
Nama “Chaya Baru” yang Ia berikan bermaksud untuk mewakili sebuah harapan-harapan baru bagi dirinya dan keluarganya.
Pak Sugimun, menderita lumpuh pada kakinya sejak kecil, selain itu Ia juga hidup di sebuah keluarga yang miskin, saking miskinnya, Ia belum pernah sama sekali mengenyam pendidikan formal. Namun Ia memperoleh keterampilan saat menerima pelatihan dari dinas sosial dengan program penyantunan dan rehabilitasi sosial dan penyandang cacat di Panti Sosial Bina Daksa (PSDB). Di tempat itu pula pak sugimun mendapat bimbingan fisik, mental, dan pendidikan kejar paket A.
Setelah dua tahun mengikuti program pelatihan, pak sugimun akhirnya mencoba peruntungannya dengan mencari pekerjaan di beberapa tempat usaha servis elektronik. Sayangnya, tidak ada satupun pekerjaan yang mau menerimanya, mungkin karena melihat kondisi fisik pak sugimun yang mereka anggap tidak akan mampu untuk bekerja dengan baik.
Yang lebih menyedihkan lagi adalah, Ia seringkali disangka sebagai pengemis, ketika sedang melamar pekerjaan. Karena selalu berakhir dengan penolakan, akhirnya pak sugimun pun bertekat untuk menciptangan lapangan kerja sendiri.
Dengan usaha dan kerja kerasnya, serta doa dari sang Ibu, akhirnya pak Sugimun bisa suksses seperti sekarang. Mempunyai tiga unit toko elektronik yang beromset hingga ratusan juta rupiah
Komentar