Dari Miskin dan Merana Menjadi Usahawan Kaya Raya
Saya mendapatkan kisah menarik dari kenalan menyangkut kisah perjuangan hidup seseorang yang sempat hidup miskin, merana kemudian berakhir pada sebuah kesuksesan dengan menjadi seorang usahawan yang kaya raya. Karena bersumber dari cerita yang saya dengar, maka harap maklum jika kisah ini disampaikan apa adanya. Yang penting kita bisa mendapatkan manfaat dari kisah di bawah ini.
Adalah seseorang, sebut saja namanya Pak Budi, yang suatu hari pulang kerja ke rumah kontrakannya, hanya mendapati sang istri beserta anak-anak sudah berada di luar rumah, duduk termenung di atas kasur, sementara seluruh perabotan rumah ikut berserakan di luar. Ternyata, mereka sudah diusir oleh pemilik rumah yang mereka tempati karena menunggak biaya kontrakan. Jadi boleh dikatakan kehidupan mereka benar-benar berada pada titikterendah di waktu itu.
Akan tetapi, Pak Budi, sesudah mengalami kejadian pahit dan merasakan kerasnya kehidupan dengan penghasilan yang pas-pas an, bahkan kurang, untuk mencukupi hidup sehari-hari bertekad untuk mengubah nasibnya. Ia tak mau pasrah dan berputus asa begitu saja. Ia berpikir langkah apa yang bisa ia lakukan, dan usaha apa yang bisa ia kerjakan, sehingga jatuhlah pilihannya pada rencana untuk membuka usaha makanan.
Pak Budi hanya bermodalkan keberanian dan semangat pantang menyerah dalam memulai dan membuka usaha nya ini. Maklum karena ia harus mulai dari nol dengan modal yang pas-pas an. Ia sendiri pun tak punya keahlian dalam memasak. Bahkan begitu parahnya skill memasaknya, untuk membuat mie rebus saja ia tak becus. Akan tetapi itu semua tak mengendurkan semangatnya karena ia sudah punyagambaran dan tujuan hidup yang jelas, beserta target-target yang harus ia peroleh demi mengubah nasibnya.
Mulailah ia belajar sedikit demi sedikit memasak, bereksperimen sendiri, dan memberanikan diri membuka usaha kecil-kecilan, yakni warung pecel ayam. Tak mudah baginya di permulaan. Ia merasakan bagaimana pahitnya membuka usaha, termasuk dengan pembeli yang tak puas dengan masakannya. Akan tetapi segala hambatan, kekurangan dan complain pembeli ia hadapi dengan bijak sebagai masukan bagi dirinya, sambil terusmencari jalan keluar, memperbaiki diri dan kualitas masakannya.
Lambat laun usahanya pun mulai menunjukkan hasil, hingga ia bisa membangun warung tendanya sendiri. Yang patut digarisbawahi adalah semua ini ia peroleh dengan cucuran keringat dan air mata yang tak sedikit. Pernah warung yang ia buka tak ada pembelinya, dan sudah beberapa kali ia berpindah-pindah tempat mencari lokasi usaha yang lebih bagus.
Ketika ia pada akhirnya mulai bisa menuai hasil jerih payahnya selama ini, suatu ujian berat pun melanda. Orang kepercayaannya, sekaligus teman dekatnya sendiri melarikan uang usahanya, 7 juta uang pinjaman dan belasan juta uang omset penjualan. Teman yang melarikan uang tersebut kabur, dan tak bisa dihubungi lagi. Dan tinggallah ia merenungi nasibnya yang malang, dan terpaksa menutup usahanya dikarenakan modal usaha habis dibawa lari mantan orang kepercayaannya tersebut.
Tapi sekali lagi Pak Budi menunjukkan ketegaran dan semangat pantang menyerahnya. Pak Budi yang selalu menulis segala sesuatu termasuk segala rencana, dan cita-cita hidupnya di dalam sebuah log book, kembali merintis usaha dari bawah, menjual makanan dari rumah yang ia tempati.
Dan hari-hari pun berlalu, bulan dan tahun pun berganti. Lebih kurang 3 tahun setelah kejadian ia dan keluarganya diusir dari rumah kontrakan nya, sekarang ia memiliki usaha yang beromset lebih dari 1 milyar rupiah. Warung tenda pecel ayamnya memiliki banyak cabang, dan dibuka di berbagai kawasan dan kota, terutama antara Jakarta dan Bandung. Suatu kondisi yang bertolak belakang 180 derajat dengan kondisi ia sebelumnya, dan yang tak akan mungkin ia peroleh jika ia masih tetap bekerja di bawah orang lain. Iya pun sempat berkata, jika berharap kaya janganlahmenjadipegawai.
Anda tertarik untuk mengikuti jejak kesuksesan bapak tersebut, yang mampu bangkit dari kehidupannya yang miskin, lalu menjadi kaya dengan menjadi usahawan?
Komentar