Kisah Sukses Peternak Bebek Bernama Edy Santosa
Edy Santosa memilih nama Sumber Urip yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai sumber kehidupan. Sumber Urip adalah nama kelompok usaha peternak bebek di Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau. Kini, Sumber Urip menjadi sumber pendapatan bagi keluarganya.
Pada 2009, Edy hanya memiliki 100 ekor bebek bantuan dari PT Berau Coal. Saat itu, perusahaan tambang batu bara terbesar di Kabupaten Berau tersebut hanya membagikan 600 ekor bebek kepada enam orang.
Berkat ketekunan dan kemauannya yang kuat, 100 ekor bebek itu kini berkembang menjadi 6.000 ekor. Karena usahanya itu, kini Edy memiliki dua buah rumah dan satu unit mobil mewah.
Namun semua itu tidak didapatnya dengan mudah. Butuh waktu bertahun-tahun hingga akhirnya usaha ternak bebek itu bisa menjadi sumber penghidupan utamanya.
“Awalnya saya hanya ingin coba-coba, tapi karena melihat peluang pasarnya cukup bagus, saya mulai serius menggarap bisnis ini,” kata Edy.
Kebutuhan daging bebek di Kabupaten Berau, menurut Edy mencapai 7.000 ekor per bulan, sementara peternak lokal hanya mampu memenuhi kebutuhan itu 20%.
Untuk menghemat biaya produksi, Edy bahkan rela memungut sampah sisa pedagang di pasar.
“Dulu, saya mengais-ngais sayuran bekas dan ikan-ikan dan tahu yang dibuang di pasar untuk makanan bebek, sebenarnya tidak susah member makan bebek karena bisa makan apa saja,” terang Edy.
Sampah organik itu lalu direbus untuk memastikan tidak ada kuman yang menyerang bebeknya. Sayuran dan ikan itu merupakan makanan yang penting bagi bebek untuk meningkatkan konsentrat sehingga bebek bisa cepat besar.
Namun Edy tidak pelit berbagi pengalaman dan pengetahuannya tentang usaha jenis unggas ini. Karena itu Edy kerap diminta untuk memberikan pelatihan bagi mereka yang berminat membuka usaha ternak bebek.
Belum lama ini, Edy membagikan 1.000 ekor bibit bebek, bibit itu dibagikan kepada warga yang berminat membuka usaha ternak bebek. “Itu untuk memancing masyarakat agar bisa membuka usahanya sendiri,” ungkapnya.
Tidak hanya membagikan bibit bebek, Edy juga memberikan pelatihan bagaimana beternak bebek. Edy pun tidak sepeser pun meminta imbalan kepada mereka yang menerima bibit-bibit tersebut. Bahkan Edy tidak pernah meminta bibit tersebut dikembalikan jika kelak mereka sukses.
“Tidak harus dikembalikan ke saya, kalau sudah berhasil digulirkan lagi ke tetangga mereka atau warga yang berminat usaha bebek, karena orientasi saya bukan untuk keuntungan semata tapi saya berharap bisa memberdayakan orang lain,” tambahnya.
Ternak bebek bisa memberikan penghasilan berlipat-lipat, pasalnya bukan hanya produk dagingnya saja yang laku dijual, telur bebek juga sangat diminati pasar. Karena itu, Edy bersama warga sekitar juga mengembangkan usaha dengan menjual telur segar, telur asin dan pembibitan bebek.
Tak cukup dengan modal nekat, membuka usaha jenis ini juga perlu pengetahuan, paling tidak mengetahui kebutuhan pasar. “Kebutuhan pasar kita survey yang utama itu telur segar, karena kebutuhan pasar telur segar cepat terjual, sisanya untuk telur asin dan pembibitan,” paparnya.
Dia pun memberikan gambaran keuntungan jika seseorang beternak bebek di Kabupaten Berau. “Peternak bebek bisa mendapat keuntungan bersih Rp15.000 per ekornya,” jelas Edy. Jika memiliki 1.000 ekor saja, seorang peternak bisa meraup keuntungan Rp15 juta per bulan.
Kisah Sukses Peternak Bebek, Kini usaha ternak Edy terus berkembang, bahkan dirinya juga memasok kebutuhan daging dan telur bebek ke Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan.
Berkat kegigihannya itu, Edy mendapat penghargaan dari Gubernur Kaltim sebagai kelompok peternak terbaik ke II tingkat provinsi. Prestasinya bukan hanya itu. Edy juga meraih penghargaan di tingkat nasional dari Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan.
Komentar