Demi sang anak pria ini rela tinggalkan gaji Rp 99 miliar/bulan
Menjadi seorang pemimpin perusahaan memang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat, dibalik pendapatan gajinya yang menggiurkan mereka harus rela bekerja ekstra keras sehingga memiliki sedikit waktu untuk keluarganya. Seperti yang terjadi pada sosok pria yang satu ini, Mohamed El Irian adalah seorang pimpinan di perusahaan investasi dunia, Akan tetapi demi sang anak Ia rela meninggalkan jabatan tertinggi di perusahaannya dengan gaji hingga puluhan miliar.
Mohamed El Iran menjabat sebagai CEO di sebuah perusahaan investasi yang mengelola dana hingga US$ 2 tliliun. Pendapatannya kala itu adalah US$ 8.4 juta atau Rp 99,2 miliar/bulan.
Saat itu, puteri Mohamed yang baru berusia 10 tahun mengatakan bahwa sang ayah telah melewati hari-hari terpentingnya seperti hari pertamanya masuk sekolah, parade Haloween, pertandingan sepakbola pertamanya dan banyak acara yang telah dia lewatkan. Semuanya karena sang ayah terlalu sibuk bekerja.
Pengunduran diri Mohamed dari perusahaan pada tahun 2013 silam sontak membuat terkejut dunia keuangan. Akan tetapi Ia mempunyai sebuah alasan pribadi sehingga dapat membuat keputusan yang mantap.
Sebelumnya Mohamed sebenarnya selalu memberikan perhatian kepada sang anak, yaitu dengan mengingatkannya untuk menyikat gigi sebelum tidur, dan menyuruh membereskan mainan. Mengingat anaknya adalah seorang yang penurut dan tidak pernah membantah maka Ia rasa perhatiannya saat itu sudah cukup.
Hingga pada suatu malam, sang anak meminta agar ayahnya jangan dulu tidur, kemudian Ia pergi ke kamarnya.
“Dia kembali dari kamarnya dan membawa selembar kertas yang berisi daftar berbagai acara penting dalam hidupnya yang telah saya lewatkan. Berbagai kegiatan penting di mana saya tak bisa menemainya karena terlalu sibuk bekerja,” kenang dia.
Meski itu hanyalah selembar kertas, tapi setelah membaca isinya Ia sadar bahwa dirinya telah menjadi seorang ayah yang buruk, meski alasannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sang anak.
“Terdapat 22 kegiatan dan acara dalam daftarnya, mulai dari hari pertama ke sekolah hingga rapat orangtua dengan para guru. Saya sebenarnya punya alasan tepat seperti rapat penting, telepon mendadak dan perjalanan bisnis, tapi saya tetap merasa sangat bersalah waktu itu,” kenangnya.
Mohamed merasa bahwa pekerjaannya saat itu telah melewatkan berbagai hal yang lebih penting dalam hidiupnya. Berbagai aktifitas dengan segala kesibukannya membuat Ia merasa jauh dengan anak-anak dan istri tercintanya.
“Saya tak pernah meluangkan cukup waktu untuk menemaninya,” sesal dia.
Maklum saja, dia bekerja dari pukul 21.00 hingga pukul 01.00 dini hari. Kemudian Ia bagun pagi-pagi dan mulai menulis sebagai kolumnis di sebuah surat kabar, lalu jam 4.30 Ia mulai memperhatikan pergerakan saham, dan sudah tiba di kantor pada jam 9.00 pagi.
Sekarang Ia telah bekerja sebagai kepala penasehat ekonomi di perusahaan keuangan Alianz, kini Ia memiliki waktu kerja 50 persen lebih luang di bandingkan saat masih bekerja di PIMCO.
Mohamed El Irian kini merasa hidupnya lebih bahagia, karena lebih dekat dengan sang anak. Begitu juga dengan putrinya yang merasa lebih bahagia karena ayahnya sekarang punya banyak waktu untuk menemani hari-harinya.
Komentar