Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 4, 2015

Pelajaran hidup di Stasiun Jatinegara

Ketika pulang tugas audit dari surabaya Kereta Argo angrek yang saya tumpangi dari Stasiun Pasar turi surabaya perlahan-lahan memasuki stasiun Jatinegara. Para penumpang yang akan turun di Jatinegara saya lihat sudah bersiap-siap di depan pintu, karena sudah di jemput oleh keluarga. suasana jatinegara penuh sesak seperti biasa. Sementara itu, dari jendela, saya lihat beberapa orang porter/buruh angkut berlomba lebih dulu masuk ke kereta yang masih melaju. Mereka berpacu dengan kereta, persis dengan kehidupan mereka yang terus berpacu dengan tekanan kehidupan kota Jakarta. Saat kereta benar-benar berhenti, kesibukan penumpang yang turun dan porter yang berebut menawarkan jasa kian kental terasa. Sementara di luar kereta saya lihat kesibukan kaum urban yang akan menggunakan kereta. Mereka kebanyakan berdiri,karena fasilitas tempat duduk kurang memadai. Sebuah lagu lama PT. KAI yang selalu dan selalu diputar dengan setia. Tiba-tiba terdengar suara anak kecil membuyarkan keasyikan sa
Anak Kecil Penjaja Kue  dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab "Tidak dek saya sudah kenyang". Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang dirumah". Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini. Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaja kue menawarkan ketiga kali kue dagangan. "Pak mau beli kue saya?", pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp 1.500,- dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja. "Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap sa
Kisah Nyata di Musim Dingin  Teman-teman semuanya, sering kali kita terlalu cepat & tergesa-gesa menghakimi atau menghukum orang lain tanpa tahu fakta sebenarnya, hanya karena tidak sesuai dengan persepsi atau rencana kita bahkan kita tidak sadar bahwa kita telah menyakiti orang yang kita sayangi. Kita memang perlu terus belajar sebelum terlambat, sa lah satunya dari kisah di bawah ini: Kisah Nyata di musim yang dingin, seperti termuat dalam Xia Wen Pao, 2007) Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil berumur 7 tahun, Lie Mei. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan menjajakannya di pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil lain. masa kecilnya hilang karena utk membantu mencari nafkah demi kelangsungan hidup sehari-hari. Suatu ketika dimusim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei me
Nilai Sebutir Nasi Dikisahkan di sebuah kerajaan kecil, sang raja mempunyai seorang anak yang sangat dimanjakan. Di hadapan raja dan permaisuri, sikap si pangeran kecil ini baik dan menyenangkan. Tetapi di belakang mereka, sikapnya berubah total menjadi anak yang kurang ajar. Merasa sebagai putera mahkota kerajaan, dia tumbuh menjadi anak yang tidak tahu sopan santun dan tidak mau menghargai orang lain. Walau dibenci dan dijauhi, tetapi pangeran kecil ini masih punya satu-satunya sahabat seusia yang setia kepadanya, yaitu anak laki-laki dari pengasuhnya. Suatu hari, pangeran kecil meminta si bocah untuk "menemaninya makan" siang di ruang makan istana. Dalam artian, si bocah diminta menunggu dan melihat si pangeran makan dari pojok ruangan. Sesaat sebelum makan, pangeran kecil terlihat seperti menundukkan kepala seolah sedang berdoa. Sejenak kemudian, sang pangeran mulai melahap segala hidangan yang tersaji di meja makan. Semua jenis makanan dicicipinya. Beberapa kal
Kesuksesan itu perlu proses.. Berhasil itu perlu berjuang..   Kekayaan itu hasil bekerja, menabung dan berinvestasi. Kesucian itu pertobatan terus menerus. Untuk menjadi sukses, berhasil, kaya dan suci, orang perlu terus menerus mengupayakannya dan semua itu adalah akumulasi dari proses lama yang harus dilakukan. Mari memulai menjadi sukses, berhasil, kaya dan suci dengan menabung, menabung uang, kebaikan, kerendahan hati dan cinta di bank bernama Bank Budi. Bank Budi adalah bank kehidupan yang disediakan Allah dalam bentuk investasi kebaikan dalam diri orang lain. Teruslah menabung di bank budi maupun bank-bank dunia ini
Kisah Tiga Pengembara Suatu malam, ketika sekelompok pengembara tengah bersiap-siap untuk beristirahat, tiba-tiba di sekeliling mereka tampak terang benderang. Mereka segera menyadari terang itu datangnya dari surga. Dengan penuh harap, mereka menantikan pesan agung yang sangat penting yang mereka ketahui pasti khusus ditujukan bagi mereka. Akhirnya, terdengarlah sebuah suara yang menggelegar. "Kumpulkan kerikil sebanyak mungkin. Lalu, masukkan ke dalam tas perjalananmu. Lanjutkan perjalananmu selama sehari. Besok malam kau akan merasa bahagia sekaligus sedih." Setelah mendengar suara itu berbicara, para pengembara tampak kecewa dan marah karena awalnya mereka berharap akan ada pengungkapan sebuah kebenaran agung yang memungkinkan mereka menciptakan kekayaan, kesehatan, dan kebaikan di dunia. Namun, mereka malah diberikan sebuah tugas remeh-temeh yang tak masuk akal bagi mereka. Tapi, ingatan akan betapa cemerlangnya suara yang didengar tadi menyebabkan mereka akh
Imbalan Kebaikan Dikisahkan, di keremangan senja, seorang pemuda bernama Alan, berkendara dengan mobil butut. Perasaannya galau. Pabrik tempatnya bekerja bangkrut dan dia belum juga mendapatkan pekerjaan tetap. Meski harus bekerja serabutan dan hidup pas-pasan, ia tidak ingin meninggalkan kampung halamannya. Di kota kecil itu, minimal dia sudah punya rumah kecil dan tentu, dia memiliki impian-impiannya. Tidak jauh dari jalur tempatnya melaju, di pinggir jalan yang sepi, terlihat seorang nenek berdiri kedinginan di sebelah mobilnya yang mogok. Tanpa pikir panjang, ia langsung menepikan mobilnya, keluar, dan berjalan menghampiri perempuan tua itu. "Selamat malam, Bu. Ada yang bisa saya bantu?" Alan menyapa dengan sopan. Bukannya menjawab, si nenek malah terlihat ketakutan karena melihat penampilan Alan yang lusuh. "Jangan khawatir. Saya hanya mau membantu Ibu," kata Alan menenangkan. Perempuan tua terlihat sedikit ragu, namun ia memberi Alan kesempatan untuk
Belajar Itu Mestinya FUN!! Saya tuh senang main game. Maka saya main aneka macam game. Dulu waktu masih SMP, saya main "Final Fantasy 7? di Play Station. Saya menghabiskan banyak waktu di sana. Perlengkapan tempur saya saat main adalah Kamus Inggris-Indonesia yang tebalnya kurang lebih 25cm. Itu kamus saking tebalnya, bisa lebih tinggi daripada gelas gede!! Kamus tebal Hasilnya, Bahasa Inggris saya meningkat pesat. Saya banyak tau kata-kata aneh seperti Gauntlet, Lance, Midget, Grimoire, Attrition, dll. Ternyata memang setelah diteliti, games itu bisa meningkatkan produktivitas. Salah satu penyedia jasa hosting website terbaik di dunia, Rackspace.com , mengadakan observasi. Bahwa setelah ada acara games atau perayaan, biasanya produktivitas karyawan naik sampai 30%. Wauw!!! Mau meningkatkan 10% aja biasanya gak gampang. Ini sampai 30%! Dengan cara yang menyenangkan pula! Nah, maka saya dengan damainya juga main game. Saya kalau main, serius 100%. Persis seperti sedang
Sahabat... Sering kita dalam perpenampilan begitu sungguh-sungguh melihat kondisi FISIK kita, dengan bercermin. "Saya sudah rapi belum?" "Muka saya pucat atau berantakan tidak?" "Wajah saya ada jerawat dan komedo ndak ya?" "Baju saya sudah sesuai warnanya belum ya?" dll.... Tapi tidak banyak dari kita begitu sungguh-sungguh melihat kondisi HATI kita, dengan bercermin, merenungkan diri... "Saya sudah ikhlas belum ya? atau masih mengharap pujian?" "Saya masih dengki gak ya? ah... apa manfaatnya? "Saya ini sombong gak ya?... padahal saya ndak suka juga orang lain sombong" "Saya masih suka buruk sangka gak ya?... padahal saya juga tak senang jika orang lain berburuk sangka kepada saya..." "Saya sudah termasuk orang yang bersyukur ndak ya? kenapa hati saya sering mengeluh.... sedang nikmat yang ada, lupa..." dll Cobalah berlatih terus membersihkan hati kita... Hingga nanti lihatlah, ternyata hati
"Obrolan di KRL" Dalam perjalanan pulang dengan kereta listrik jabodetabek terjadi percakapan antara anak dengan ayahnya, yang terjadi sambil menunggu kereta datang. Anak : “Pa, kenapa sih di kereta ada tempat duduk prioritas?” Ayah : “itu karena kita harus memberikan tempat duduk terlebih dahulu kepada orang-orang yang mempunyai kondisi kekurangan. Misalnya orang yang sedang sakit, ibu hamil dan ibu bawa anak, orang yang sudah tua.” Anak : “kalau seperti itukan gak harus pake tempat duduk prioritas pa, di manapun kita berada harus kasih tempat duduk ke orang – orang seperti itu terlebih dahulu..” Ayah : “Memang seharusnya seperti itu, tapi kenyataannya kesadaran masyarakat kita masih kurang...terutama karena mereka belum bisa mensyukuri nikmat sehat dan kekuatan yang diberikan Tuhan kepada kita..” Anak : “maksudnya?” Ayah : “begini, sebenarnya kalau kita orang-orang yang beriman tentu akan berlomba-lomba untuk memberikan tempat duduk kita ke orang yang lebih
SECANGKIR TEH PEMBAWA SIAL        Tak seperti biasa sebut saja Budi (bukan nama sebenarnya) memulai harinya dengan wajah yang lesu. Semalam ia harus menyelesaikan tugas matakuliah karena memang esok adalah hari terakhir mengumpulkannya. Raut lesu dan sayup terlihat jelas karena baru jam 3 pagi ia baru bisa terlelap.Padahal jadwal kuliah dimulai pukul delapan pagi.         Pagi itu, sang ibu yang memaksa Budi untuk bangun dan tak lupa ibunya menyiapkan sarapan ala kadarnya untuk keluarga. Menjadi kebiasaan dikala pagi, Budi sekeluarga sarapan bersama.        Namun, tak disangka pagi itu, saat sarapan, adik perempuannya menumpahkan secangkir teh tepat disamping Budi. Tak pelak Budi terhenyak, dan segala umpatan dan emosi keluar dari mulut Budi. Akibatnya sang adik pun menangis dan menyebabkan ketinggalan naik bis sekolah. Budi pun terpaksa harus mengantar adiknya karena jarak sekolahnya cukup jauh.         Kegiatan yang semula direncanakan mulai berantakan. Budi pun harus merelakan
Cerita, "Senandung Kehidupan" Saya mungkin bukan penggemar lagu dangdut. Namun, 1 jam agaknya waktu yang terlalu sebentar buat saya untuk menikmatinya.  Suatu ketika, saya harus pulang walau larut malam. Sebenarnya, itu bukan saat yang tepat untuk pulang. Sebab, hari itu adalah hari yang menyebalkan dan menyedihkan. Nilai tes saya gagal,tidak ada kesempatan untuk mengikuti SPMB karena jadwal tes yang sama, dan beberapa hal lain yang membuat saya kesal. Memang, hari itu bukanlah hari terbaik buat saya.  Karena sudah terlalu larut, tak ada yang lagi kendaraan yang bisa mengantar saya ke rumah saudara yang letaknya agak jauh dari jalan. Tak ada ojek, apalagi angkot yang lewat. Lengkaplah sudah "penderitaan" ini. Lelah, kesal, dan perasaan marah, berkumpul pada saat itu. Saya lihat jam waktu itu sudah berada pada pukul 11.  Ditengah perjalanan, di sela-sela gang, saya bertemu dengan orkes pengamen jalanan. Suasana riuh saat itu. Lewat lagu dangdut yang mereka
Gambar
Develop success from failures.  Discouragement and failure  are two of the surest stepping stones to success Bangunlah kesuksesan dari sebuah kegagalan.  Keputusasaan dan kegagalan  adalah dua batu loncatan menuju kesuksesan  - Dale Carnegie
Raja yang Tidak Bisa Tidur Suatu hari, seorang pengembara menghentikan laju kuda tunggangannya saat melihat seorang bapak tua yang sedang menebang kayu sambil bernyanyi gembira. Ia pun kemudian menyapa si bapak, “Selamat siang Bapak, apakah saya boleh beristirahat sejenak di tempat ini?” “Silakan Nak. Bapak juga sedang tiba waktunya untuk beristirahat.” Sambil bersantai, mereka pun kemudian terlibat pembicaraan, sangat akrab, seolah sudah saling mengenal sebelumnya. Tiba-tiba, si pengembara bertanya, “Apakah Bapak sudah pernah bertemu dengan raja negeri ini?” “Belum, kami orang desa, demi hidup setiap hari saja, kami harus bekerja keras membanting tulang. Mana mungkin pergi jauh sampai ke ibukota, apalagi hanya sekadar untuk bertemu dengan sang raja?” Si pengembara mengangguk-angguk, “Apakah Bapak pernah mendengar bahwa raja punya penyakit aneh, dan sampai saat ini tabib belum bisa menyembuhkannya?” Bapak itu menggelengkan kepala. “Penyakit apa?” Tanyanya. “Raja tidak bisa
Menangani Amarah dan Hinaan Pada suatu hari yang cerah, seorang guru muda berjalan melintasi sebuah desa. Walaupun usianya baru menginjak dasawarsa ketiga, namun kepandaian dan kebijaksanaannya terkenal di seluruh penjuru negeri. Tiba-tiba saja, langkahnya dihentikan oleh seorang pemuda yang bertubuh tinggi besar, beraut wajah merah, tampak marah dan tidak senang. "Hei," katanya kasar. "Anda itu tidak berhak mengajari orang lain..!" Kemudian pemuda ini mulai berteriak menantang dan menghina guru muda ini. "Tahu tidak? Anda ini sama saja bodohnya dengan orang lain. Punya kepandaian sedikit saja, sok tahu! Badan begitu kecil nyalimu cukup besar ya. Ayoo...kalau berani kita berkelahi!" Dengan wajah tenang, sambil tersenyum, sang guru muda malahan balik bertanya: "Teman. Jika kamu memberi hadiah untuk seseorang, tapi seseorang itu tidak mengambilnya, siapakah pemilik hadiah itu?" Si pemuda terkejut, karena tiba-tiba diberi pertanyaan ya
Ibu adalah orang yang paling berjasa dalam kehidupan kita. Beliau adalah orang yang rela menahan rasa sakit dan segala beban ketika mengandung dan melahirkan kita. Bahkan hingga setelah kita besar dan tumbuh, beliau adalah orang yang paling bangga dengan sekecil apapun hal baik yang kita lakukan. Beliau juga akan selalu berada di garis paling depan untuk menjaga kita dari segala macam gangguan duniawi. Tgl 22 Desember yg lalu  Indonesia  merayakan sebuah hari spesial, yaitu Hari Ibu. Berbagai kalangan, umur, dan jenjang sosial turut merayakannya dengan berbagai hal. Ada yang mengirimkan bunga untuk ibundanya, ada juga yang hanya sekedar mencium dan mengatakan ‘terima kasih’ kepada ibunya. Sebelumnya, mari simak kisah yang dilansir dari  vemale.com  di bawah ini : Seorang perempuan renta memilih tinggal bersama anak bungsunya yang telah menikah. Semua anaknya yang lain telah berkeluarga dan tinggal di luar kota. Perempuan itu merasa bahagia dapat tinggal bersama anaknya, apalagi