Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 22, 2015

Tidak sekedar mengajar

Gambar
Mendidik itu beda dengan mengajar. Saat proses transfer ilmu selesai pendidik tidak cukup disitu saja, ada proses lain yang menunjukan rasa tanggung jawab, keinginan dan pencapaian agar mereka yang menjadi murid menjadi insan terdidik, punya sopan, punya akhlak dan moral yang baik. Menjadi insan yang berkarakter. … saat dihadapkan pada anak-anak yang beranjak remaja dengan prilaku bawaan hasil pendidikan di rumah  memang bukan pekerjaan mudah. Berbicara dengan anak - anak yang sama-sama beranjak remaja terkadang berbalut ego. Kesabaran untuk mengulang, terus berucap untuk memberikan kesan, sambil berdoa semoga dibukakan pintu ikhlas bagi mereka menjalankan proses panjang pendidikan. Proses yang dilatarbelakangi motivasi tinggi akan menghasilkan terdidik yang selalu antusias penuh semangat, dan ingin selalu bergerak. Sebagai manusia pengemban amanah, aku ingin proses ini dijalani dengan istiqomah, dengan standar hasil terukur. Maju pendidikan Indonesia...........!!

Pernah Gagal? Jangan Putus Asa, Coba Lagi, Pasti Berhasil!

Gambar
Puteri Indonesia 2015/Tribunnews.com Judul di atas … “ Pernah Gagal? Jangan Putus Asa, Coba Lagi, Pasti Berhasil!“ Barangkali itulah inspirasi yang bisa saya petik dari kemenangan duta dari Jawa Tengah, Anindya Kusuma Putri. Betapa tidak. Ia pernah dua kali ikut ajang yang masih menjadi pro dan kontra (khususnya soal swim suit) di tanah air ini, Putri Indonesia. Baru yang kedua, ia tunjukkan hasil yang gemilang. Butuh empat tahun untuk jadi putri Indonesia, setelah kali pertama gagal (dok.Wikipedia) Uji yang pertama, saat ia berusia 19 tahun. Tahun 2011 itu, ia hanya menjadi juara dua pada pemilihan putri Indonesia tingkat Jawa Tengah bukan tingkat nasional. Pemenangnya adalah Maria Selena. Maria akhirnya menjadi putri Indonesia 2011 dan menjadi wakil Indonesia untuk maju ke Miss Universe 2012 dan masuk  Top 10 Best National Costume. Kalau Anin, panggilan akrab si gadis, adalah tipe yang  ngambekan , pasti sudah berhenti di tengah jalan. Dan tak akan maju lagi ke pemilihan

Kisah-Kisah Sukses Petani Sawit

Gambar
Cerita Petani Sawit Sukses dari Ende Merantau ke Kutai Memiliki penghasilan besar adalah keinginan tiap orang, tak terkecuali Ahmad (43). Pria asal Ende, Nusa Tenggara Timur itu memilih mengadu nasib ke Kutai Timur, Kalimantan Timur, untuk menjadi petani. Dengan uang yang dimilikinya, Ahmad membeli enam hektare tanah di Desa Suka Maju, Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur, Kaltim. Di tanah miliknya itu, Ahmad bertani kelapa sawit. Alhasil, kini penghasilannya mencapai Rp 18 juta per bulan. Dalam sebulan, kebun kelapa sawit milik Ahmad bisa dua kali panen. Dari penjualan tandan buah segar (TBS) sawit setiap dua kali dalam satu bulan dia memperoleh hasil kotor rata-rata hingga Rp 21 juta. “Jadi pendapatan kotor sebesar Rp 24 juta kemudian dikurangi biaya operasional, obat dan pupuk serta pekerja, saya masih memperoleh Rp 9 juta atau Rp 18 juta per bulan,” katanya, Sabtu (20/7). Ahmad yang didampingi istri Idawati dan ketiga anaknya saat berada di Sangatta, mengatakan, keb