Belajar Ilmu Ikhlas dari Penjual Kerupuk
“Hayo siapa yang belum bayar patungan makanan? Nggak apa-apa deh, aku ikhlas. Semoga yang bayarnya kurang nanti murus-murus perutnya…” Sehari-harinya kata ikhlas sering terlontar dengan murahnya dari bibir kita. Tapi seberapa banyak sih dari kita yang benar-benar paham tentang arti ikhlas yang sebenarnya? Berapa pula diantara kita yang sudah mengamalkan ikhlas yang sesungguhnya? Ikhlas memang begitu mudah diucapkan namun sulit untuk ditunaikan. Kapan kita bisa merasa ikhlas? Ketika kita sudah memiliki harta berlebih sehingga tidak merasa kekurangan lagi? Ketika semua yang kita inginkan sudah tersedia sehingga kita tidak merasa kerugian? Ada banyak teori tentang pencapaian ikhlas, dan sebuah kisah yang dihadapi salah seorang pengguna Facebook ini memberi pandangan yang lain tentang arti ikhlas sebenarnya. Belum lama ini seorang ibu membagi cerita pertemuannya dengan penjual kerupuk tuna netra; sebuah pertemuan yang sudah menyentuh hatinya. Ibu Siti Sukma Herawati bert