Kisah Sukses : Peres Ariranto Pangabean – Mendulang Emas dari Hobi Mendaki Gunung


Hobi memang sering menjadi jalan masuk untuk memperoleh kekayaan. Hal inilah yang tercermin dari Peres Ariranto Pangabean. Hobinya naik turun gunung mmebuatnya memiliki ide untuk mmebuka usaha penjualan peralatan gunung.

Peren Ariranto Pangabean atau sering disapa Peres adalah anak dari seorang sopir angkot dan pedagang sayur. Ia dilahirkan pada 21 Oktober 1985 di Jakarta. Walau keluarganya bukan dari kalangan pebisnis dan bukan dari kalangan kaya-raya namun hal itu tak menyurutkan Peres untuk membuka usaha sendiri.

Mendirikan Outlet

Awalnya Peres sangat gemar naik turun gunung. Berbagai gunung di Indonesia sempat ditaklukkannya. Ia juga tergabung dalam Ikatan Asosiasi Adventure Indonesia. Ia pun kemudian memiliki ide untuk menjadikan hobinya sebagai sumber emas. Caranya, dengan menjual berbagai peralatan gunung.

Peres pun lalu mencari lokasi untuk tokonya. Ia dan sang kakak yaituTongam Sopiantoro akhirnya menemukan tempat di samping Universitas Pancasila. Harga sewa dari outlet seluas 2x3 m2 itu 6 juta per tahun. Suatu harga yang fantastis bagi Peres saat itu.

Mereka pun kemudian mencari modal dengan menggadaikan surat rumah orang tuanya yang berada di Kampung Tipas Mekarsari, Cimanggis, Depok kepada bank. Itu adalah rumah satu-satunya milik orang tuanya sekaligus rumah tinggal mereka. Dari pinjaman sebesar 5 juta yang diajukan, bank hanya merealisasi 2,5 juta. Terpaksa Peres menjual vespa kesayangannya untuk bisa membayar sewa outlet.

Akhirya outlet pertamanya yang diberi nama Leuser pun buka. Mereka kemudian memikirkan cara memasarkan barang outdornya dengan membawanya ke kampus. Tak disangka banyak dari teman-temannya yang berminat dengan dagangan Peres apalagi teman-temannya tersebut juga memiliki hobi yang sama dengannya. Outlet Peres pun kian ramai.

Untuk menjaga outletnya, Peres dan kakaknya bergantian menjadi penjaganya karena mereka belum bisa menggaji karyawan. Kedua kakak beradik ini bergantian menjaga karena mereka juga harus berkuliah.

Membesarkan Bisnis

Peres dan sang kakak benar-benar serius menekuni bisnis ini. Alasan Peres mengambil jurusan Administrasi Niaga di kampusnya juga karena ingin memiliki ilmu yang mumpuni dalam menjalankan usaha. “Saya milih kuliah ngambil jurusan administrasi niaga memang niatnya nanti mau ngembangin usaha bareng abang,” tuturnya.


Usaha Peres semakin berkembang, outletnya semakin ramai dikunjungi pembeli. Omsetnya pun cukup besar yakni 10 hingga 15 juta per bulan. Dengan keuntungan yang didapat mereka lalu berhasil membeli tempat sewa mereka pada 2011 lalu. Outlet Peres sangat ramai ketika bulan Juni hingga Desember karena kala itu adalah musim liburan sehingga banyak yang memerlukan peralatan outdor.

Keikutsertaan Peres dalam Asosiasi Adventure Indonesia juga mendukung usahanya. Selain sebagai pondasi konsumen juga disitu Peres banyak berkenalan dengan pengusaha yang memiliki hobi menaklukkan gunung sehingga Peres bisa belajar berbisnis dari mereka.
Membuka Cabang
Saat ini outletnya telah bercabang enam dengan pesebaran daerah Cibubur, Margonda Depok, Ciputat, Kramat Jati, dan Kalimalang, kawasan Universitas Pancasila. Saat ini omset yang diraih oleh Peres per outletnya bisa mencapai 150 juta per bulan. Dan Peres sudah bisa mempekerjakan karyawan sebanyak 25 orang. Peres sangat bersyukur memiliki karyawan yang jujur. “Zaman sekarang orang pintar banyak, tapi orang jujur susah,” kata Peres.
Peres juga sering mengupgrade pengetahuannya tentang bisnis dengan membaca biografi pengusaha sukses seperti Bob Sadino dan Chairul Tanjung. Dari situlah Peres termotivasi untuk menjadi pengusaha besar seperti mereka. “Mereka saja bisa, kenapa saya tidak, mumpung masih muda diumur saya 27 ini,” tukasnya sambil tersenyum.
Kunci suksesnya tak lain adalah niat dan bekerja keras. “Saya percaya kalaupun enggak ada modal yang penting ada niat, jangan mudah menyerah dan yang penting bekerja keras, itu akan membawa kita pada kesuksesan,” ungkap Peres.
Planning Peres selanjutnya adalah membuka cabang Leuser di seluruh wilayah Jabodetabek dengan menyisihkan 20% keuntungannya. Selain untuk dirinya dan kakaknya, keuntungan bisnisnya juga ia gunakan untuk membantu orang tuanya. “Meskipun bapak sopir dan ibu tukang sayuran dulu, tapi sekarang saya sudah bisa mencukupi semua yang mereka perlukan,” tukas dia.
Itulah Biografi Peres Ariranto Pangabean. Kekurangan modal dan minimnya pengalaman tak membuat dirinya berhenti bermimpi dan mewujudkannya. Semoga kita bisa meneladani hal-hal positifnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Yang Sudah Berlalu Tak Perlu Disesali"

Kisah-Kisah Sukses Petani Sawit

KISAH PELAYAN MENJADI MANAGER JARINGAN HOTEL DUNIA