Hidup dan Matinya Sumber Inspirasi

Hidup dan Matinya Sumber Inspirasi



Sungguh saya sangat beruntung bisa mengenal sosok yang luar biasa, bapak Houtman Zainal Arifin (HZA). Hanya berijasah SMA, mengawali karir sebagai office boy dan pensiun dini sebagai Vice President di Citibank. Ribuan jam sudah saya habiskan bersama beliau, baik saat menjadi relawan di Aceh, berdiskusi, rapat, memberikan training dan ngobrol santai.
Saat saya makan malam bersama HZA di emperan Jl. Malioboro Jogja tahun 2010, ada pengamen yang suaranya begitu merdu. Ia meminta pengamen itu menyanyikan beberapa lagu. Usai menyanyi pengamen itu ketiban rezeki ratusan ribu rupiah. Dalam hati saya berkata, “Wuih banyak amat ngasihnya…”
Setelah pengamen pergi, HZA berkata kepada saya, “Mas Jamil, pengamen tadi memberi pelajaran kepada kita. Ia suaranya begitu enak didengar, kita pun ikut bersenandung mengikutinya. Kita tidak sayang memberikan bayaran yang lebih tinggi dibandingkan pengamen yang lain.”
Saat saya sedang berusaha mencerna makna pesan itu HZA kemudian bertutur, “Begitulah saat kamu berdoa. Bila begitu lama doamu tak jua dikabulkan, itu pertanda Allah merindukan suara atau doamu. Teruslah berdoa dan jangan berhenti, balasan yang lebih besar sudah disiapkan oleh Allah untuk kamu.”
Pelajaran-pelajaran sarat makna seperti itu selalu saya dapatkan saat saya bersama HZA. Namun tujuh hari yang lalu, lelaki itu telah tiada. Terlalu banyak kebaikan yang sudah saya dapat dari lelaki asal Kediri ini. Saat saya diminta memberi sambutan sebelum diberangkatkan ke pemakaman, saya kehabisan kata-kata. Ia begitu bermakna dalam hidup saya.
Saat sudah tidak bernyawa, ia masih memberi pelajaran kepada saya. Kok bisa? Hingga meninggal, HZA hidup bersama 39 anak yatim yang tinggal satu rumah bersamanya. Para tetangganya dengan sukarela membuka pintu gerbang rumahnya, menyediakan tempat parkir bagi ribuan orang yang datang silih berganti memberi penghormatan terakhir kepadanya.
Hati saya bergetar saat prosesi shalat jenazah di masjid. Ternyata ribuan orang sudah menunggunya untuk ikut menshalatkan HZA. Saat pemakaman, anak-anak yatim yang dirawatnya memohon untuk ikut menaburkan bunga di atas pusaranya. Makam lelaki hebat ini pun terletak diantara makam ibu kandung dan ibu angkatnya. Semoga ini semua pertanda bahwa tempat yang layak baginya memang tempat yang mulia, surga firdaus…
Salam Inspirasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Yang Sudah Berlalu Tak Perlu Disesali"

Kisah-Kisah Sukses Petani Sawit

KISAH PELAYAN MENJADI MANAGER JARINGAN HOTEL DUNIA