Kisah Sukses : Ligwina Poerwo Hananto – Pendiri Quantum Magna Financial
Ligwina Poerwo Hananto |
Tanggal 29 September 2003 adalah hari penting bagi Ligwina Poerwo Hananto. Hari itu adalah titik tonggak karirnya dibidang perencana keuangan atau financial planner. Pada hari itu adalah kali pertama ia mendapatkan klien.
Awal Mula Merintis
Ceritanya, Wina (sapaan Ligwina) mulai menawarkan jasa perencanaan keuangan melalui sms pada teman-temannya. Ada 100 nomor yang ia kirimi pesan pendek. “Dari 100 sms yang balas empat,” katanya.
“Dari empat, tiga ngetawain dan satu jadi klien,” Wina menambahkan.
Klien pertama itu adalah Arief Winarto, pemain bass ten 2 five. Sejak itulah Wina mulai terjun sebagai financial planner. Pengalaman pertama ini mengajarkan pada Wina bahwa kepercayaan adalah hal terpenting dalam bisnis jasa. “Orang mau mempercayakan keuangannya kepada saya karena mereka percaya pada kredibilitas saya,” ujarnya.
Selanjtnya, ia mendapat klien baru yakni Dondi Handito yaitu suaminya sendiri. “Itu suami saya, “ katanya sambil tertawa. Setelah itu ia mendapati kenyataan bahwa membuat orang percaya tidaklah mudah. Klien baru sulit di dapat. Toh perempuan kelahiran Bandung 3 Mei 1976 ini tak patah semangat, ia terus berusaha meyakinkan orang meski hasilnya tak memuaskan.
Sejak 2003-2005 kliennya hanya enamm orang, pada 2006 kliennya bertambah menjadi 13 orang. “Satu teman, suami dan 11 sisanya sepupu semua,” katanya diikuti tawa terbahak. Tiga tahun bisnis berjalann belum juga ada tanda-tanda bersinar. Ia pun melakukan evaluasi diri, Wina menyadari agar jasanya banyak dikenal orang dirinya harus gencar berpromosi. Pada Juni 2006 ia mengisi acara di stasiun radio Hard Rock FM tentang perencanaan keuangan, sambil mempromosikan usahanya lewat Quantum Magna Financial. Saat itu status usahanya belum berbadan hukum.
Ligwina siaran di radio |
Dari bulan ke bulan pendengar Hard Rock mulai menyukai acaranya. Gaya Wina yang ceplas-ceplos dan jujur ketika menilai sebuah produk investasi membuat pendengarnya yakin atas kemampuannya. “Kalau produk A jelek maka akan saya bilang jelek begitu pula sebaliknya.” Tutur Wina.
Bisnisnya pun mulai menunjukkan cahaya terang. Kliennya makin banyak. Wina kemudian menjadikan status Quantum Magna Financial sebagai bentuk PT pada September 2006. Ia menjadi CEO di perusahaan itu. Kini ia menikmati jerih payahnya.
Dari kantornya yang terletak di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, ibu dua anak ini yaitu Muhammad Azra Hananto dan Nadir Aisha Hananto itu mengendalikan bisnisnya. Quantum Magna Financial kini memiliki sekitar 350 klien, 40 orang ditangani Wina langsung dan sisanya ditangani anak buahnya.
Klien Quantum rata-rata pegawai kelas menengah dengann gaji diatas 10 juta. Kini Wina mempekerjakan 27 pegawai, mulai financial planner, customer relation officer dan staf.
Sejarah Memutuskan Menjadi Financial Planner
Menjadi perencana keuangan bukanlah cita-cita Wina. Ia memang suka pada dunia keuangan tapi lebih suka menjadi bankir. Benar saja selepas lulus kuliah dari jurusan Finance & Marketing Curtin University of Technology, Perth Australia, ia langsung mendapat pekerjaan di Hongkong ang Shanghai Bnak Corporation (HSBC) Bandung pada Januari 1999. Posisinya adalah Customer Service, “Saya menikmati pekerjaan ini karena bisa belajar banyak tentang cara meng-handle klien.” Katanya.
Namun ia mesti mengakhiri karier di HSBC karena menikah dengan Doni Hananto, yang sama-sama pegawai HSBC. Aturann perusahaan tak membolehkann suami-istri bekerja di satu perusahaan. Empat bulan menganggur, Wina kemudian masuk ke perusahaan periklanan sebagai media planner. Di tempat baru ini ia banyak belajar mengenai cara pengaturan uang klien yang ingin beriklan.
Ketika Wina hamil, Dondy memintanya berhenti bekerja. Mesti berat hati meninggalkan pekerjaan Wina setuju. “ Saya merasa kehilangan identitas kalau disuruh berhenti bekerja. Tapi karena hormat pada suami saya berhenti, “ lanjutnya.
Ketika anaknya telah lahir, ia tak tahan terus-terusan menjadi ibu rumah tangga yang pengangguran. “Saya suka sekali 24 jam bersama anak-anak, tetapi saya ingin lebih dari itu,” tuturnya.
Suaminya memberi lampu hijau kepada Wina yang mau bekerja lagi, tapi dengan satu syarat, Wina harus benar-benar suka dengan pekerjaannya dan bisa mengatur pekerjaan sesuai dengan yang diinginkannya. Berbagai usaha pun ia lakoni tapi selalu gagal. Hingga kemudian terbesit diotaknya untuk menjadi financial planner. Ini terjadi pada akhir 2002. ”Pada waktu itu gue dirumah, pekerjaan udah selesai dan anak-anak udah tidur sedangkan suami belum pulang. Yang gue kerjakan adalah menghitung prospek keuangan keluarga di depan komputer,” katanya.
Hasilnya, pengelolaan keluarganya amburadul, “ Wah, gila, anak-anak bisa putus sekolah kalau cara kita mengelola keuangan Cuma kayak begini,” ucapnya. Misalnya pada 2001 saldo tabungan keluarga Wina tinggal Rp. 119.200. Padahal ketika itu Wina dan suaminya masih bekerja dan gajinya selalu meningkat. Anak juga belum ada. Dari sinilah ia makin teguh untuk menjadi perencana keuangan. Selain mengatasi masalah sendiri, juga bisa dijadikan sumber penghasilan.
Suaminya mendukung dengan syarat : Wina harus belajar tentang financial planner secara formal agar memiliki bekal cukup sebagai financial planner. Wina melanjutkan kuliah ke IPMI Bussiness School Jakarta pada februari 2003,, mengambil magister manajemen investasi.
Selain melalui kuliah, Wina juga menimba ilmu dengan mengikuti training untuk mengasah kemampuannya. Ia punya motto : “ Life is about learning, “. “Akan selalu ada orang yang lebih pintar dari saya. Jadi saya harus belajar terus. “ Ujarnya.
Ligwina di Hard Rock Radio |
Kini Wina memegang sertifikasi dari Financial Planning Standards Board, Certified Wealth Manager Association, dan International Association of Registered Financial Consultans. Wina juga pernah mendapat pengahrgaan sebagai finalis Australian Alumni Award bidang entrepreneurship dan Tupperware She Can Award : Wanita Inspiratif 2009.
Melalui Quantum Magna Financial Wina berusaha melakukan sesuatu yang berbeda dari perencana keuangan lainnya. Quantum Magna Finanncial berusaha fokus pada pembuatan perencanaan keuangan keluarga, sedangkan kebanyakan financial planner hanya mengadakan ttraining dan seminar.
Bagi Wina dunia perencana keuangan menarik karena seorang financial planner bisa membuat perubahan dalam hidup orang lain. “ Intinya kami mengerjakan sesuatu dan itu membuat hidup orang lain lebih baik,” katanya.
Biodata Ligwina
|
sumber : majalah gatra
Komentar