Kisah Sukses : Fauzan – Pendiri dan Pemilik Usaha Kaos Khas Medan


Jika kita berkunjung ke Bali maka salah satu yang dibeli sebagai souvenir adalah kaos khas Bali yaitu Joger, jika di Yogya maka souvenir kaosnya adalah Dagadu, Bandung juga punya C-59 atau yang lain, Surabaya punya kaos yang bernama Cak-Cuk Surabaya sedangkan Medan sekarang punya yang namanya kaos khas Medan yaitu “Kaos Medan Bah”.

Membuat Kaos Medan

Adalah sekelompok anak muda yaitu Fauzan, Zulkarnaen dan Muklis yang menggaungi kaos khas Medan ini. Ketiga anak muda yang dimotori oleh Fauzan ini melihat bahwa Medan harus punya souvenir kaos. Melihat keunikan bahasa Medan yang sering dipakai sebagai bahasa gaul para remaja ini membuat ketiganya mantap menerjuni bisnis ini. Banyak sekali bahasa khas medan yang sudah me-nasional seperti “Medan bah” dan “Horas”.

Walau kompetisi dalam usaha konveksi begitu sengit namun Fauzan yang lahir tahun 1976 asli Medan ini tidak gentar. Fauzan kemudian menyewa kios di depan masjid Al-Jihad di Jalan Abdullah Lubis Medan sebagai wadah usahanya.

Di kios tersebut terpampang berbagai model, warna, gambar serta coretan khas Medan di sebuah T-Shirt seperti Mantap Krina, Medan Heritage, Horas, Ku Tungggu Ko Balek Medan, Cocok Kam rasa, Kreak Tapi Aktif, Kombur Molotop, Ini Medan Lae dan desain lainnya yang tidak kalah unik.

Penjualan Kaos Medan
Sampai sejauh ini sambutan terhadap kaos khas Medan “Kaos Medan bah” ini sangatlah hangat. Hal ini terlihat dari omset yang diterima oleh Fauzan dari dagang kaos Medan sebesar 70 juta per bulan dari modal hanya 40 juta. Padahal usaha ini baru buka dua bulan. “Alhamdulillah, dua bulan berjalan, responsnya luar biasa, bahkan terkadang kita kewalahan karena stok ukuran yang tersedia habis,” katanya.

Selama ini pemasaran terbanyak adalah via internet yaitu dengan facebook dan website dan dari mulut ke mulut.

Fauzan memang belum memproduksi sendiri kaosnya. Selama ini ia memesan produksi dari Bandung. Namun desain gambar dan tulisan dari Fauzan. Hal ini dilakukannya karena dirinya belum bisa memproduksi kaos dengan kualitas baik.
Guna menjaga agar idenya tidak di jiplak orang maka ia me matenkan merknya. “Nah, masalah hak paten itu kan biasanya per item nama, jadi sepertinya untuk awal logo terlebih dahulu yang di patenkan dan itu akan secepatnya,” imbuhnya.
Kaos khas Medan ini untuk sementara hanya ada ukuran dewasa. Tapi Fauzan berjanji bahwa ia juga akan membuat ukuran anak-anak. Fauzan juga akan memproduksi souvenir khas Medan lainnya seperti stiker, gantungan kunci, dan lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH (NYATA) DI BALIK RASYAD FOUNDATION

"Yang Sudah Berlalu Tak Perlu Disesali"

Contoh Soal Pretest PPG dan Jawaban