To Be....or Not To Be..
To Be or Not To Be, Maksud Anda Apa? Sangat mungkin ada, bahkan banyak pembaca yang ingin menyampaikan pertanyaan tersebut langsung kepada saya sekiranya kita berhadapan muka. Begini maksudnya to be or not to be, bisa disingkat menjadi Yes or No saja kok. Sungguh. Coba kalian tengok perjalanan waktu yang sudah kalian lalui selama ini dan berdasarkan itu bersiaplah menentukan to be or not to be kalian masing-masing.
“Wannabe” adalah kerabat terdekat dari to be or not to be, di sisi sebelah satunya maksud saya. Terlepas dari berapapun usia pembaca pada saat membaca tulisan ini, saya berani pastikan ada mimpi-mimpi yang boleh jadi tetap menjadi mimpi jika kalian tidak mulai merealisasikan, mewujudkan, menjadikannya nyata dalam kehidupan.
Tidak usah malu-malu, mari tengok berapa banyak dari kalian yang masih mengidolakan super hero seperti Spider Man, Batman, Superman dan man man lainnya? Bagi yang kaum hawa berapa banyak dari kalian yang masih mengidolakan Barbie sang tokoh boneka? Dan berbagai contoh lainnya lagi.
Yang semacam itu sih adalah sisi lain dari kegerahan jiwa masing-masing untuk menemukan sosok atau situasi yang sesuatu banget. Yang adanya di alam bermain dan tidak akan pernah menjadikan kalian seperti para tokoh tersebut. Yang kita bahas disini adalah daripada wannabe = ingin menjadi misalnya pimpinan perusahaan multi nasional dengan segala glamornya kenapa tidak to be = menjadi seorang komposer musik, seorang pesepak bola, seorang tukang dan ahli las misalnya yang sebenar-benarnya adalah panggilan hati dan jiwa kalian?
Kalau cuman bicara angka plus nama mata uang di belakangnya, secara skeptis kalian bisa bandingkan bayaran seorang pesepak bola dunia dibandingkan gaji dan fasilitas pimpinan perusahaan multi nasional. Yang mana lebih hebring? Sudah jelas kan? Kebayang gak sih? Setiap saat, setiap hari bahkan pada setiap tarikan dan hembusan napas yang terdengar terlihat terasa hanyalah main bola – main bola – main bola. Dengan duit segudang pula hasilnya.
Daftar Mimpi-Mimpi Saya yang Dicuri Orang
Berikut daftar kebodohan demi kebodohan yang telah saya lakukan sehingga banyak mimpi-mimpi saya yang dicuri orang. Seandainya saja saya bisa memutarbalikkan roda waktu, niscaya saat ini saya sudah super mapan secara finansial. Sebegitu hebatnya kah? Iya. Sebatas takaran banyaknya uang yang bisa saya dapatkan lho jika semua kebodohan itu tidak pernah saya lakukan.
Kebodohan #1.
Baru lulus SMA, magang kerja di sebuah perusahaan. Entah bagaimana ceritanya pokoknya saya membaca iklan di sebuah majalah luar negeri, kursus bikin duplikat anak kunci. Dijual paket beserta alat gerinda dan peralatan terkait lainnya. Tertarik sih. Gimana mau ikut kursus dan beli peralatannya? Belum cukuplah uang terkumpul.
Dan inilah ajaibnya sang waktu. Tahu-tahu waktu berlalu demikian cepat dan bertebaranlah sebuah merek jasa bikin duplikat anak kunci itu di seluruh lokasi strategis di kota kecil internasional tempat saya tinggal ini. Di supermarket-supermarket terbesar yang tak pernah sepi pengunjung pasti ada papan merek jasa duplikat anak kunci itu. Demikian pula di titik-titik strategis perumahan-perumahan.
Sekiranya Anda menjadi saya yang mulai bermain angka-angka di kepala, seberapa dalamkah penyesalan yang muncul begitu menyadari bahwa sebuah anak kunci duplikat hari ini masih dihargai Rp 15 – 20 ribu atau lebih tergantung seberapa rumit disain anak kunci aslinya. Sedangkan saya tahu persis bahan mentah duplikat anak kunci dibeli dengan harga per kilogram yang menurut hemat saya tak kurang dari setara paling tidak 500 – 1.000 buah.
Per buahnya sudah pasti jauh dibawah Rp 15 ribu lah. Jauh sekali. Dan pekerjaan menduplikat sebuah anak kunci pernah saya ukur dengan stop watch (beneran lho) tidak lebih dari 3-5 menit saja kok. Jadi bisnis tersebut bagus? Lah iyalah. Sudah sekian puluh tahun nyatanya merek jasa duplikat kunci tersebut masih eksis bahkan semakin melebarkan sayapnya ke kota-kota lainnya di pulau kecil internasional tempat saya tinggal ini.
-------------
Kebodohan #2. Jangkrik!
Satu kata diatas memang menunjukkan nama serangga yang mayoritas dari kita mengenalnya. Tahu kan? Sebenarnya dalam hati saya sedikit mengumpat dengan kata yang sama. Jangkrik! Mengumpat kebodohan ke #2 saya. Kala itu burung kicauan marak di kota kecil internasional tempat tinggal saya ini. Pelajaran luar biasa dari Universitas Kehidupan menyaksikan betapa seekor murai batu, atau Hwa Bie, apalagi cucak rowo sang primadona abadi burung kicauan bisa laku terjual dengan harga yang ‘gile bener’.
Puluhan juta Rupiah masih termasuk kelas pemain standar dalam ajang bergengsi. Kalau sudah bunyi ratusan juta Rupiah itu baru pemain burung kicau sejati katanya. Sudah sempat saya saksikan sendiri BPKB mobil terkini saat itu pindah tangan on the spot ditukar dengan sangkar burung besar beserta penghuninya. Plus piala Juara I nya, on the spot, di TKP, saat itu juga.
Kegemaran dan hiburan saya di hari Minggu adalah dolan ke pasar burung ternama dekat rumah tempat saya tinggal. Nah inilah kebodohan yang masih sesekali saya umpat jika teringat. Seingat saya sempat cukup lama sesuatu yang bernama jangkrik pakan burung kicau kosong di pasar burung tersebut. Benar-benar tidak ada barang. Kiriman dari pulau seberang belum tiba kata Pak Bodong langganan saya.
Terbersit ide cemerlang, saya lanjut dolan ke rumah kawan yang saya tahu persis bertangan dingin dalam bidang bercocok tanam dan beternak hewan. “Itu sangat bisa, saya sudah pernah melakukan” katanya. Beternak jangkrik, modalnya hanya wadah terbaiknya berupa akuarium kaca, pasir, kulit jagung dan tempat telor ayam untuk rumah si jangkrik. Sekali bertelur bisa RIBUAN butir dari sepasang indukan kata teman saya itu.
Glek! Built in calculator dalam otak saya seketika berkelip-kelip warna hijau digital. Bau duit kali ya. Di pasar burung per 10 ekor Rp 2.000,- . Kalau 2.000 ekor saja menetas maka 2.000 : 10 x Rp 2.000,- = 200 x Rp 2.000,- = Rp 400.000,- Kalau saya mampu memproduksi 20.000 ekor saja perbulan = Rp 4.000.000,- dong? Harga Honda Bebek baru saat itu ya baru segitu-gitu juga. Rp 3.750.000,- tepatnya seingat saya. Lho lho lho ….
Kebodohan #3 = Dosa Terbesar Dalam Hidup Saya Kali Ini
Guitar!
Pada saat menginjak tanah pulau kecil internasional ini untuk pertama kalinya, seketika pandangan saya tak pernah lepas dari sedemikian hebatnya benda yang bernama kayu bisa diukir menjadi demikian indah dan artistik. Built in digital calculator warna hijau dalam otak saya seketika berkelip-kelip. Sensor bau duit On. Apalah daya seorang anak muda pada saat itu yang hanya menyandang sebuah tas isi 2-3 potong pakaian mencari kerja ke kota kecil internasional ini.
Entah berapa sering saya memimpikan untuk memiliki workshop hand made guitar. Dengan kehebatan para empu ukir kayu di pulau internasional ini, seharusnya bisa terwujud mimpi saya itu. Pada saat itu yang mengganjal mimpi saya adalah informasi tentang how to build a hand made guitar. Tidak segampang kalian-kalian sekarang ini tinggal klik klik klik Jin #Google muncul dengan seabreg informasi yang nyaris tidak ada yang tidak ada.
Lagi-lagi sang waktu menculasi mimpi-mimpi saya. Sekian puluh tahun berlalu dan – Oh Tuhan kenapa Kau jatuhkan cobaan seberat ini kepadaku? – tahu-tahu workshop hand made guitar itu sudah berdiri didekat rumah saya sekarang. Bertaraf internasional pula karena main officenya berada di Canada. Presiden SBY adalah pemegang salah satu guitar BB hand made dengan nama Susilo Bambang Yudhoyono terukir rapi artistik di bagian belakan leher guitar.
Entah bagaimana asal mula perjanjian antara Bapak WT dengan pemegang merek guitar BB tersebut sehingga berkantor pusat di Canada. BB adalah nama putri pemegang merek tersebut, demikian ujar Bapak WT pada saat akhirnya saya berkesempatan bertemu beliau di resepsi pernikahan teman kami. Nangis Bombai nangis Bombai dah. Oh Tuhan, seumur-umur saya menjadikan guitar sebagai kebutuhan hidup saya nomor dua setelah nomor satu Oksigen dan makan-minum, dan Kau timpakan ini semua kepadaku? What?
Anyway, Bapak WT entah bagaimana adalah transformasi dari angan-angan saya di kala muda itu. Persis sama. Dalam artian skenario cerita yang dia alami adalah kelanjutan dari mimpi saya. Seseorang musisi guitarist datang dari luar negeri kala itu akan perform disini. Datang bertangan kosong dalam artian tidak membawa guitar pusakanya sendiri layaknya tradisi seorang pro-musician. Dan dia benar-benar panik setelah last minute tahu bahwa tidak ada toko yang menyediakan guitar kaliber 12,7 di pulau kecil internasional ini.
Dasar berotak digital calculator warna hijau pula rupanya dia tuh. Dia cancle show nya dengan membayar denda sangat banyak. Dia pergi ke salah satu toko musik dan membeli guitar terbaik yang ada di tempat itu, dibawa ke rumah Bapak WT, di OTOPSI. Ya, di otopsi, dibedah sampai ke tulang-tulangnya. Dia buka-kan rahasia alam semesta tentang how to build a hand made guitar itu. You see? Sempat saya menghujat dengan bertanya lagi apakah Tuhan memang adil?
--------
“Pengkhianatan” diajarkannya rahasia alam semesta tentang how to build a handmade guitar itu oleh si bule ke Pak WT bukannya terjadi kemarin sore ya guys atau seminggu yang lalu. Boleh jadi sebagian dari kalian belum lahir waktu itu. Atau paling pol masih pakai celana pendek, main hujan-hujanan dan ingusan pula hehheh. Yang tersinggung kena denda lho hehehe.
Nah dalam pertemuan singkat tersebut Pak WT yang low profile menceritakan hikayat dan riwayat pabrik BB guitarnya. Asalnya dia tuh pengukir kayu mengerjakan ukiran kayu yang umum dikenal. Ya patung, ya daun pintu, ya ini, ya itu dan sebagainya. Hingga tibalah hari dimana Tuhan mengirimkan malaikat penolongnya dalam wujud bule guitarist tersebut.
Ini gila dan ajaib. Karena setelah diajarkannya semua jurus + know how + how to build a hand made guitar, hasil karya pertama Pak WT adalah sesosok guitar yang gak ada bunyinya. Dalam artian ya memang tidak mengeluarkan suara entah karena kwalitas kayu yang digunakan bukanlah standard sound wood yang baik dan benar atau hal lainnya. Pokoknya tidak bunyi saja tuh guitar hasil karya pertama, katanya sih masih disimpan hingga sekarang untuk kenangan.
Pelajaran Bisnis yg Sangat Berharga dari Pak WT
Inilah pelajaran bisnis yang saya dapatkan dari beliau. Yes or No. To be or not to be. Mulailah beliau menyikapi “wan-prestasi” itu dengan mencurahkan segenap waktu dan kesaktiannya tentang ilmu kayu hingga berhasil menemukan format yang tepat tentang how to build a hand made guitar. Saya menilai disitulah ajaibnya jika tangan Tuhan bekerja menyentuh seseorang.
Itu bule lho kok ya sabar sekali menunggu dan terus mengajari hingga Pak WT berhasil memenuhi kriteria sebuah hand made guitar yang benar berkwalitas dunia. Enggak banget lah bagi kita-kita yang kurang terlatih KESABARAN DALAM BERBISNIS. Itu bule lihai menurut hemat saya karena yang sudah terjadi itu menunjukkan bahwa dia tepat dalam menemukan dan menentukan Pak WT sebagai SDM yang mumpuni sebagai pabrikan dinasti kerjaan BB guitar yang kini sudah terbukti eksis.
Tidak ada keraguan sedikitpun terbukti dia mau menyokong terus Pak WT sehingga mereka berdua kini sama-sama adem ayem ijo royo-royo gemah ripah loh jinawi.Bagaimana tidak? Sebuah hand made BB guitar kelas standard terakhir saya dengar Rp 50# harganya. Lima puluh juta Bro.
Apa Kesimpulan dari Cerita Mengharukan Ini?
#1. Kenapa saya ceritakan Pak WT BB guitar dibagian akhir artikel? Karena memang demikianlah alur waktu telah mengaturnya. Semua kebodohan saya #1, #2 dan #3 itu terjadi berurutan dalam rentang waktu terpisah cukup panjang.
Si Bapak yang low profile inilah guru bisnis yang terakhir yang dipertemukan kepada saya oleh Dosen Universitas Kehidupan. Tetap low profile meskipun dinasti kerajaan sebuah bisnis internasional telah berhasil dibangunnya dari rumah = pabriknya yang berada dekat sebuah pasar seni. Rumah = pabrik tersebut masuk-masuk gang relatif sempit pula!
#2. Goes online. Pak WT termasuk satu generasi diatas umur saya. Dan dia dengan caranya sendiri goes online untuk meningkatkan sales BB guitar melalui YouTube. Ini sangat patut dicontoh, benar?
#3. Bisa dong kalian simpulkan sendiri bahwa sejak tadi saya bukannya mempromosikan merek tukang duplikat kunci, Pak Bodong penjual jangkrik di pasar burung ataupun Pak WT BB guitar. Paham kan? Dengan versi kalian sendiri mari kita ambil pelajaran dari semua kisah nangis-nangis Bombai itu.
Kalau kesimpulan saya: ya jangan sampai terulang lagi, jangan sampai ada kebodohan #4. Walaupun sebenarnya masih banyak kebodohan-kebodohan lain yang tidak saya ceritakan disini. Restart. Mulai lagi. Mantapkan yang sudah diputuskan untuk dikerjakan, kejar sampai berhasil sesuai target. Sama sekali gak penting berapa kali kita pernah jatuh. Jauh lebih penting berapa kali kita bangkit kembali. Dan kembali FIGHT! Are you ready?
Komentar