Kuatkan Mental Bisnis, Katakan Kalimat Ini Pada Diri Sendiri
Jika seseorang telah memilih jalannya sebagai seorang pebisnis artinya ia telah siap masuk pada lingkungan dimana hal terburuk sekalipun bisa terjadi. Menjadi seorang pebisnis harus memahami bahwa kehidupan tak selalu seperti yang diharapkan. Ada kalanya usaha yang dijalankan berjalan mulus dan mendatangkan banyak pundi penghasilan. Namun di waktu lain bukan tak mungkin musibah datang dan menyapu bersih kekayaan yang dimiliki.
Seorang motivator dan pebisnis kawakan, Karl Perera menyatakan di dunia bisnis terdapat sebuah sindrom yang dinamakan Victim Mentality. Secara sederhana Victim Mentality dapat diartikan kondisi seseorang dengan keadaan mental bisnis yang sangat lemah.
Umumnya orang tersebut akan sangat sulit menerima kondisi jatuh yang benar-benar jatuh dalam pekerjaannya. Menurut pengamat, banyak pebisnis yang gagal karena masih belum bisa move on dari sindrom tersebut. Sebagai solusi, ada beberapa pemikiran yang harus dimiliki seorang pebisnis sejati. Berikut beberapa kalimat sakti penyembuh lemah mental para pebisnis.
“Saat keadaan tidak seperti yang diharapkan, saya yakin saya penyebabnya”
Poin pertama adalah menyadari apa yang terjadi pada diri kita tentu disebabkan oleh diri kita sendiri. Tekanan yang sering muncul saat mendapatkan kegagalan adalah karena menyalahkan orang lain atau hal di luar diri sendiri. Dengan mencari pembenaran diri kita tidak akan lepas dari penyakit mental, kita harus mengakui kemungkinan adanya kesalahan.
“Saya yakin dengan takdir, meskipun takdir itu tidak memihak saya”
Jika Anda masih merasa telah melakukan segala dengan baik. Tahap selanjutnya adalah menyadari adanya takdir. Takdir adalah garisan yang telah ditentu Tuhan. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin namun jika takdir berkata lain, kita harus terima tanpa mempertanyakan.
Selain itu dengan menerima baik buruknya takdir, kita juga bisa berdamai dengan hati kita sendiri. Jika sebelumnya merasa mental kita telah hancur, coba susun kembali mental kita karena mungkin saja setelah ini takdir akan berkata lain.
“Saat orang lain mengecewakan saya, saya akan terima”
Mentalitas yang kuat dalam dunia bisnis juga terlihat dari bagaimana kita menerima perlakuan atau kata-kata negatif dari orang lain. Input negatif bisa saja datang tidak hanya dari rekan, karyawan, atau konsumen, namun juga lingkungan bahkan keluarga. Kuncinya adalah bagaimana kita mengatakan pada diri kita bahwa kita menerima semua itu dengan ikhlas.
Bagi mereka yang memang bermental lemah, akan serta merta menelan hal negatif tersebut yang berakibat pada hancurnya mental bisnis. Namun bagi pemilik mental baja, input tersebut akan diolah terlebih dahulu. Secara imajiner, bayangkan saja kita mempunyai tabung raksasa dalam hati dan fikiran untuk menampung semua input buruk tersebut. Dan pada saat tertentu kita akan bakar habis “racun” mental tersebut.
“Saat saya berbicara pada diri saya sendiri, saya tidak pernah memiliki diskusi bernada positif”
Berikutnya biasakan untuk melakukan brainstorming dengan diri sendiri mengenai berbagai hal tentang bisnis yang dijalani. Jangan fikirkan pencapaian positif apa yang telah diraih namun apa kekurangan yang masih terus memburu kita. Ketika anda ingin tahu pemecahan akan sebuah masalah, terkadang jalan terbaik adalah tanya pada diri sendiri.
Apa yang salah, apa yang masih melemahkan diri kita. Semakin banyak kita mengetahui kelemahan dan segala hal negatif diri kita, akan semakin mantab pula mental kita. Jika suatu hal buruk terjadi, kita sudah siap dengan pemikiran positif dan menyadari kekurangan apa yang harus dirubah.
“Tuhan menghukum karena suatu alasan”
Seperti kita tahu Spiritual Quotients atau kompetensi spiritual mengambil peranan yang sangat penting dalam kesuksesan seseorang secara utuh. Kenapa saya bilang secara utuh, karena nyatanya ada orang yang tidak percaya tuhan namun tetap bisa sukses. Namun kesuksesan tersebut masih belum lengkap, disaat kegagalan mendera mereka padahal mereka berfikir sudah melakukan semaunya dengan sempurna. Mereka akan sampai pada jalan buntu bagaimana hal tersebut bisa terjadi.
Namun beruntunglah yang masih mempunyai Tuhan, karena Tuhanlah yang menjadi poros kehidupan manusia. Ketika bisnis yang dijalani menemui kegagalan, pasti semua telah ditentukan yang di atas. Bersyukur ketika mendapatkan kelancaran bisnsis, dan berserah setelah melakukan yang terbaik. Dan jika terjadi hal buruk, evaluasi diri sendri. Mungkin ada kesalahan yang harus segera diperbaiki.
Masalah mental seorang pebisnis memang sangat bersifat abstrak, namun menariknya justru karena bersifat abstraks sebenarnya kita bisa menemukan semua jawabannya cukup berbekal hati dan fikiran kita sendiri
Komentar