Sebuah empati yang luar biasa
Sebuah kisah nyata oleh Febry: "Waktu itu, saya teringat. Saya pernah membantu Pak Wayan yang datang bersama anaknya dari Ubud.
Pak Wayan dan anaknya datang berbelanja ke Smile. Bapak itu dilayani oleh rekan saya. Beliau memutuskan untuk membeli sebuah HP Samsung buat anaknya. Saat transaksi di kasir, Pak Wayan menggunakan kartu kredit.
Ternyata beliau tidak bisa menggunakan kartunya. Entah karena tidak tau pin-nya, atau karena milik istrinya, atau mungkin baru pertama kali memakai kartu kredit. Jelas beliau tidak paham bagaimana cara memakainya.
Pak Wayan mulai gelisah. Apalagi ada anaknya yang sudah berharap. Akhirnya Pak Wayan terpaksa memutuskan untuk menggunakan uang cash. Ternyata saat dihitung, uangnya kurang sedikit. Cuma kurang Rp.20.000. Beliau tidak bisa membelikan HP itu. Saya bisa melihat muka anaknya kecewa dan sedih banget.
Saya juga bisa merasakan kecewa dan paniknya Pak Wayan. Bagaimana malunya seorang bapak yang tidak pandai menggunakan kartu kredit. Bagaimana kecewanya seorang bapak yang tidak bisa membelikan HP untuk anaknya, padahal sudah sampai di kasir!
Loving Father
Lalu saya menghampiri beliau pelan-pelan dan menawarkan uang saya sendiri, Rp.20.000. Syukurlah beliau mau menerimanya waktu itu. Sayapun ikhlas membantu.
Sudah lama waktu berlalu. Saya sudah melupakan kejadian itu, Pak Wayan kembali datang ke Smile. Beliau langsung menghampiri saya dan memanggil nama saya, "Febry!" Saya bingung, karena saya lupa siapa bapak tersebut. Saya tidak ingat wajahnya.
Lalu Pak Wayan menyodorkan uang Rp.25.000,- kepada saya. Jelas saja saya bingung. Pak Wayan menjelaskan, "Ini uang yang dulu pernah Febry pinjamkan pada saya. Waktu dulu saya beli HP Samsung bersama anak saya. Lalu ternyata uang saya kurang Rp.20.000,-"
Langsung memori itu kembali datang. Saya ingat, dan dengan sopan saya menolak uang tersebut. Karena saya tidak pernah bermaksud meminjamkan. Namun Pak Wayan memaksa, dan akhirnya saya terima. Saya sungguh berniat untuk membantu setulus hati."
-----------------
Sebuah empati yang luar biasa. Hanya bisa terjadi bila anda mau melayani dengan hati. Saya trenyuh. Karena seorang bapak tentunya ingin menjadi 'Knight in Shining Armor' atau seperti 'Pangeran di atas kuda kencana' bagi anak-anaknya. Saat tidak bisa membelikan HP, saat malu di kasir, baju zirah itu seolah terkoyak. Saya bisa merasakannya. Bagaimana menurut anda? Apa yang anda rasakan bila anda di posisi Pak Wayan?
by: Hendrik Ronald
-----------------
Sebuah empati yang luar biasa. Hanya bisa terjadi bila anda mau melayani dengan hati. Saya trenyuh. Karena seorang bapak tentunya ingin menjadi 'Knight in Shining Armor' atau seperti 'Pangeran di atas kuda kencana' bagi anak-anaknya. Saat tidak bisa membelikan HP, saat malu di kasir, baju zirah itu seolah terkoyak. Saya bisa merasakannya. Bagaimana menurut anda? Apa yang anda rasakan bila anda di posisi Pak Wayan?
by: Hendrik Ronald
Komentar