Bapak penjual cemilan


Sore ini sepulang kuliah seperti biasa aku lanjut menuju kantor, dalam perjalanan aku mampir ke ATM.

Aku lihat di sebrang jalan ada bapak yang jualan cemilan. Dalam hati ku bilang kebetulan banget cemilan di rumah habis. Akhirnya aku beli 3 bungkus kacang atom dan keripik.

Kutanya, "berapa, Pak?"

Sambil nunduk bapaknya jawab  "Mas ambil apa aja?" tanyanya.

Spontan mengernyitkan dahi, batinku, "koq Bapaknya kenapa tanya, yah?"

"2 kacang atom sama 1 keripik kuping gajah, Pak."

"28 ribu, Mas", jawabnya.

Kusodorkan uang selembar 100 ribu.

"Berapa mas uangnya?" masih dalam posisi nunduk nanyanya.

Aku mulai agak bingung dengan pertanyaannya.
Ku jawab,  "100 ribu, Pak."

Bapak itu lalu berdiri dan meraba² kantong celananya sambil ngeluarin beberapa uang.

Astagfirullah… Ternyata bapak itu ada masalah di matanya dan sepertinya gak bisa lihat.

Ya Allah kenapa aku tak pandai menjaga hati.
Maafkan jika hati ini belum mampu berhusnudzon sama orang.

Bapaknya sibuk membongkar uang yang dikeluarkan dari kantong celananya. Nyaris dikeluarkan semua di tangannya.

Lalu dia bilang, "ambil saja mas kembaliannya."

Seketika aku terkejut mendengar intruksi dari si Bapak.

Lalu secara spontan aku bertanya pada Bapak itu, "Pak, Klo saya kasih uangnya 10 ribu terus saya ambil kembalinya 50 ribu dari tangan Bapak dan Bapak kan ga tau. Terus nanti bapak rugi dong?"

Lagi lagi jawaban yang sederhana muncul dari mulutnya, "Gusti Allah ga akan salah alamat kasih rejeki, Mas. Kalo sekarang saya harus rugi, saya yakin Gusti Allah pasti lagi nyiapin rejeki lain buat saya. Hidup tak hanya sebatas untung dan rugi, tapi hidup belajar tentang sabar dan ikhlas," katanya.

Ah aku nih memang sensitif kalau ketemu orang orang hebat seperti ini rasanya gak bisa nahan air dari pelupuk mata ini. Subhanallah, gemetar hati ini mendengarnya.

Bapak itu nanya lagi, "Udh ambil kembaliannya belum?"

Kujawab, "ga usah, Pak! Hari ini Allah kirim rejeki untuk jenengan."

Bapaknya senyum sambil bilang, "Terima kasih, Mas."

Aku terus istighfar..
Ya Allah ampuni aku, maafkan aku dari setiap kegelisahan dan keraguan hati ini akan rezeki dariMu.

Disaat semakin susahnya mencari uang, harga barang yang dibeli semakin mahal, si Bapak penjual cemilan ini dengan keterbatasan matanya tetap bertahan dan yakin bahwa Gusti Allah selalu ada bersamanya.

Hari ini belajar lagi dari manusia hebat penjual cemilan bahwa hidup tak hanya sebatas untung dan rugi.

Semoga Allah senantiasa melindungimu, Pak.

Nb: Sungguh ironi & kufur nikmat melihat sebagian pedagang yang diberikan nikmat melihat & akal namun digunakan untuk menipu bahkan menggunakan cara² Ribawi dalam perdagangan mereka.
😭😭😭😭😭

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH (NYATA) DI BALIK RASYAD FOUNDATION

"Yang Sudah Berlalu Tak Perlu Disesali"

Contoh Soal Pretest PPG dan Jawaban