Ayahku


Ayahku💚
Dua belas tahun silam aku tercenung : seorang ibu tetiba membunuh tiga orang anaknya. Dalam nanarnya ia berbagi alasan kepadaku :

"Di era jahiliyah modern ini, tak sanggup rasanya aku mendidik anak shaleh sendirian, ketika ayahnya tak terlibat. Daripada kelak ia menjadi ahli neraka, lebih baik aku bunuh mereka kala masih menjadi bocah. Biarlah ibunya ini  yang masuk neraka"

Aku terhenyak bertanya dalam hati : Perlukah ayah mendidik anaknya ? Bukankah Ia telah begitu disibukkan dengan berbagai ikhtiar tak kenal lelah untuk mencari nafkah, tak kurang dari 8 jam sehari, 40 jam sekali dan 2.000 jam setahun ? Bukankah itu adalah tanggung jawab bundanya ?

Aku limbung dan bertanya kepadaNya melalui kitabNya :

"Rabb,  siapakah sebenarnya sang pendidik anak itu"

Aku membuka kitabNya helai demi helai. Lalu ku dapati nama Luqmanul Hakim. Ia adalah seorang pendidik anak teladan, dan ternyata Ia adalah seorang lelaki... Lalu ku cari nama lain, muncullah nama Ibrahim as. Ia pun seorang pendidik anak fenomenal,  dan ia pun seorang lelaki... Lalu kutemukan nama lain, yaitu Imran. Ia adalah seorang pendidik anak, dan ternyata iapun adalah seorang lelaki... Lalu aku pun menemukan nama Ya'qub, Zakaria dan ternyata semuanya adalah lelaki...

Ah, ternyata aku keliru selama ini. Ternyata sang pendidik anak itu adalah ayah, karena dia adalah sang pemimpin,  sosok yang ucapannya didengarkan, perilakunya diikuti dan bahkan isi dompetnya dapat membuat seisi rumah taat kepadanya. Ia tak banyak bicara, tapi lebih banyak didengar.

Lalu aku dengar pula ada 17 ayat dalam Al-Qur'an tentang pendidikan anak. Ternyata 14 diantaranya dilakoni oleh para ayah, hanya 3 yang dilakoni oleh bunda atau keduanya. Aku sadar sekarang, kenapa dalam Al-Qur'an seorang manusia ditanya di neraka tentang penyebab kedurhakaannya, lalu ia berkata : "aku hanya ikuti ayahku", sehingga Allah murka :

"Apakah engkau tetap akan ikuti ayahmu walau ia tak berakal dan tak berpengetahuan ?"

Ayah didiklah anakmu karena engkaulah yang kelak akan mampu menjadikannya Yahudi, Nasrani, Majusi atau Muslim.... Ayah, didiklah anakmu, karena kelak engkaulah ya akan ditanyai kenapa anak gadismu keluar tak menutup aurat...

Dan ayah, banggalah dengan mandatmu karena lewat pendidikanmu engkau tak hanya menghasilkan anak-anak shaleh dan shalehah, tapi engkau akan membentuk kader-kader peradaban. Bukan hanya melahirkan anak-anak, tapi bahkan keturunan yang akan menjadi pelanjut dinastimu, melalui visi dan misi yang akan kau bangun dalam keluargamu. Karena engkau adalah ayah, dan oleh karenanya engkau adalah pendidik peradaban

Percayalah ayah, tak ada yang sebaik anda dalam mendidik iman, visi,  individualitas, tanggung jawab, nyali,  daya juang, jiwa tarung, kepemimpinan, kemandirian, negosiasi, pola pikir atau ketangguhan. Karena kita dapatkan itu semua dari kantor, pasar, gunung, rimba, jalan, bahkan dari perkelahian yang kita lakukan. Dan anak-anak kita menantikan itu semua untuk menaklukkan masa depannya.

Ayah, tadinya aku hanya ingin menulis dan menulis. Tak terpikir untuk menjadikannya buku. Buku ini untukmu ayah :  para pendidik peradaban.
(Oleh : Ustad Adriano Rusfi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Yang Sudah Berlalu Tak Perlu Disesali"

Kisah-Kisah Sukses Petani Sawit

KISAH PELAYAN MENJADI MANAGER JARINGAN HOTEL DUNIA