Si Miskin yang Bekerja Keras
Hidup itu berputar seperti roda. Jika kita berdoa, berusaha dan selalu bersyukurserta bekerja keras, maka keberhasilan telah menghampiri kita.
Pak Mamad namanya, “Dulu, penghasilan Rp. 20.000,- / hari menurut saya sudah lebih dari cukup, karena harga sembako yang masih terbilang murah. Tapi kini, buku pelajaran anak saya saja sudah lebih dari itu harganya.” tutur pria berusia 38 tahun ini.
Pak Mamad hidup bersama seorang isteri dengan ketiga buah hatinya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia menuturkan, bahwa dulu, ia hanyalah seorang pegawai serabutan yang dimana pekerjaannya tidaklah menentu, begitupun penghasilannya.
“Saya sempat berpikir untuk lebih baik tidak memiliki anak, karena saya takut tidak bisa menafkahi dan menyekolahkan mereka tinggi-tinggi. Saya hanya seorang kuli potong disebuah konveksi dekat rumah. Itu pun kalau konveksinya sedang banyak barang. Kalau tidak, saya harus mencari tempat lain agar saya bisa mendapatkan uang ketika pulang kerumah. Ya.. kalau hari sedang baik, teman saya mengajak saya untuk ikut dengannya mengecat tembok, atau merenovasi atap gedung sekolah. Dari situlah saya berpikir, andaikan saya punya anak, mungkin saya akan menyekolahkannya disini. Andaikan saya pemilik konveksi itu, saya tidak akan membuat pegawai saya kehilangan pekerjaannya dan luntang lantung seperti saya saat ini.”
“Saya selalu berdoa agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap apa yang saya kerjakan. Juga berharap agar apa yang saya impikan bisa benar-benar tercapai, tidak hanya sebatas angan. Sampai akhirnya, Tuhan menjawab itu semua. Saya menemui seorang teman yang sudah sukses lebih dulu dari saya. Dia berkata, bahwa dia membutuhkan seorang rekan yang mengerti dibidang mode dan fesyen. Sebenarnya saya sendiri tidak tahu, apa itu fesyen. Yang saya tahu adalah cara memotong kain, membuat pola, dan menentukan bahan. Lalu dia berkata, bahwa memang itu yang ia cari.”
Waktu berlalu, dan perlahan namun pasti, kehidupan Pak Mamad pun berlangsung membaik. Pekerjaan memotong dan membuat pola yang dulu dilakoninya, kini ia percayakan kepada seorang pegawai baru. Ia pun tidak lagi khawatir untuk pulang kerumah tanpa hasil, karena kini, beliau dipercaya untuk menjadi kepala staff disana. Dan tidak hanya itu, kekuatan sebuah doa telah membawa Pak Mamad kepada kebahagiaan lainnya, yakni diberikannya keturunan oleh Allah SWT.
Betapa bersyukurnya Pak Mamad atas apa yang telah diraihnya saat ini. Dia tidak pernah menyangka bahwa kehidupan sulit itu kini telah berakhir.
“Satu hal yang saya percaya didunia ini adalah doa. Yakinlah bahwa segala sesuatu itu ada waktunya. Sejauh ini, lakukanlah apa yang bisa kita lakukan untuk bisa tetap bertahan. Pertolongan Allah itu tidak pernah meleset. Ia akan memberikan pertolongannya kepada siapa yang benar-benar membutuhkannya dan bersungguh-sungguh atas apa yang diharapkannya.”
Harapan Pak Mamad adalah menjadi pemilik konveksi, bukan kepada staff seperti saat ini. Tapi Allah akan memberikan apa yang dibutuhkan umatnya, bukan apa yang diinginkannya. Pada dasarnya, tidak ada satu hal pun yang mustahil di dunia ini selagi kita berusaha dan bersungguh-sungguh untuk bisa mencapainya
Komentar