Inspirasi dari alam


Alam itu netral, tidak jahat, tidak baik. Manusialah yang memaknai alam itu sebagai jahat atau baik sesuai dengan kepentingan dan keinginannya. Pada saat kita melihat ada seekor harimau yang menerkam seekor anak kijang, apa yang ada di benak kita? Si harimau itu jahat, anak kijang itu baik. Maka kita perlu mengusir dan membunuh si harimau yang jahat itu untuk menyelamatkan sang anak kijang yang malang. Tapi benarkah demikian?
Kita sering mendapati dalam fabel-fabel penggolongan binatang-binatang yang jahat dan baik. Harimau, musang, serigala dianggap sebagai binatang yang jahat, licik, kejam, culas, tamak dan serakah. Sementara binatang yang lemah seperti kancil, rusa, kijang, domba sebagai binatang yang baik dan bermanfaat. Semua itu memang dikonstruksikan sebagai pelajaran moral buat anak manusia, supaya berperilaku baik, sopan dan taat, misalnya seperti domba, jangan seperti serigala yang licik dan kejam.
Konstruksi sosial yang dibentuk melalui cerita atau fabel ini sebenarnya tidak lepas dari pengalaman manusia masa lalu yang berhadapan langsung dengan buasnya alam liar yang tak terbendung. Manusia mengembangbiakkan domba dan hewan ternak untuk dipelihara dan diambil manfaatnya. Sementara hewan liar lain seperti harimau atau serigala dianggap musuh karena mereka sering masuk kampung, mengambil dan mencuri hewan ternak, sehingga mereka harus diperangi baik dengan senjata maupun dengan cerita-cerita yang diwariskan ke anak cucunya.
Akibatnya terjadi pemburuan besar-besaran terhadap hewan-hewan yang dianggap sebagai musuh manusia. Di Pulau Tasmania misalnya, terjadi perburuan terhadap harimau Tasmania dan setan Tasmania yang menyebabkan kedua spesies itu punah dan langka. Kedua hewan ini dianggap sebagai musuh manusia yang memakan hewan-hewan ternak mereka. Padahal dalam ekosistem, justru manusialah yang menjadi musuh dari alam dan binatang-binatang ini karena merusak keseimbangan ekosistem dengan membunuhi hewan-hewan yang dianggap sebagai predator. Di alam, para predator itu hanya menjalankan tugasnya sebagai predator dan makan hewan yang memang menjadi buruan mereka. Sementara manusia berburu hanya untuk bersenang-senang dan melindungi kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan apakah hewan itu menjadi langka atau punah.
Action point: pergilah ke alam bebas dan terbuka, carilah inspirasi apa yang bisa didapat untuk dapat memperbaiki kehidupan dan alam semesta. Bergabunglah dengan kelompok pecinta alam atau buatlah inisiatif untuk turut serta menyelamatkan lingkungan hidup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Yang Sudah Berlalu Tak Perlu Disesali"

Kisah-Kisah Sukses Petani Sawit

KISAH PELAYAN MENJADI MANAGER JARINGAN HOTEL DUNIA