Menikmati Tiap Detik Kehidupan



Banyak orang sukses sepertinya sangat menikmati kehidupan. Padahal, jika ditelaah, ia juga punya banyak masalah. Bagaimana agar kita juga bisa seperti mereka?

Hari demi hari berlalu. Waktu terus berganti. Tanpa kita sadari, usia bertambah menuju dewasa, dan entah kapan, kita akan berakhir menutup usia. Yang pasti, setiap orang pasti mengalami banyak episode drama kehidupan yang berbeda-beda. Ada yang merasa bangga dengan berbagai prestasi, ada yang merasa kalah dalam menghadapi ujian demi ujian, ada pula yang menjadi insan yang mampu merenungi berbagai pengalaman yang dialami sehingga bisa terus belajar dan belajar.

Pertanyaannya kemudian: sampai di manakah kita saat ini? Sudah puas, masih banyak kekecewaan, atau masih banyak yang ingin dikejar untuk diwujudkan? Atau, Anda merasa biasa-biasa saja, hidup mengalir tanpa ada arti begitu saja? Semua kita sendiri yang merasakan. Semua kita sendiri yang memilih, mau mengambil hikmah atau saripati kehidupan, atau sekadar ingin menikmatinya sendiri.

Intinya, semua kita sendiri yang memilih dengan segala konsekuensi. Mau menikmati setiap detik kehidupan, atau mau terus merasa ketakutan karena kecemasan menghadapi tidak pastinya masa depan.

Untuk Anda yang saat ini merasa benar-benar terdesak, terimpit, atau bahkan tersiksa oleh keadaan yang memaksa kita berada dalam zona negatif kehidupan, berikut beberapa hal yang mungkin dan bisa kita lakukan untuk meredam tekanan yang terjadi:

• Identifikasi sumber masalah
Kadang, kita sendiri yang sering kali membesar-besarkan masalah. Karena itu, coba identifikasi kembali, apakah benar masalah itu harus membuat kita stres atau tertekan? Bisa jadi, hanya ditinggal istirahat sejenak, sudah muncul solusi. Atau, coba lihat dari sudut pandang yang lain. Bisa jadi, kita merasa masalah besar hanya karena persoalan di dalam diri, misalnya akibat iri, dengki, atau keinginan duniawi.

• Nikmati apa pun omongan orang
Almarhum Steve Jobs pernah berkata, jangan hidup dalam bayang-bayang keinginan atau sudut pandang orang lain. Maka, jika ada orang lain yang mengomentari kesuksesan atau juga kegagalan kita, jangan pedulikan. Apalagi, jika omongan itu cenderung menyakitkan. Nikmati saja dan biarkan gosip tentang kita berlalu. Toh, yang tahu tentang apa yang kita hadaip sebenarnya kita sendiri.

• Buat nasihat untuk diri sendiri
Jika nasihat orang lain dirasa belum memberikan solusi, tinggalkan! Kalau perlu, jangan teruskan baca artikel ini. Anda yang punya masalah, Anda sendiri yang sebenarnya paling tahu solusi terbaik untuk menyelesaikan semua hal. Atau, bisa juga Anda kombinasikan berbagai nasihat dan masukan dari orang lain, kemudian pilih mana yang paling pas.

• Perkecil dan pilah pilih masalah
Kalau memungkinkan, coba pecah masalah jadi beberapa daftar untuk diselesaikan. Misalnya, sedang marah dengan kondisi kantor. Buat daftar, apa saja hal kecil yang membuat kurang berkenan. Kerjaan menumpuk, omongan kurang enak, gaji belum dibayar. Prioritaskan hal kecil yang bisa diselesaikan lebih dahulu. Dengan cara itu, tingkat stres akan ditekan karena masalah bisa dipecahkan satu demi satu.

• Bersenang-senanglah!
Ini bukan upaya melarikan diri dari masalah. Namun, ini upaya untuk membuat diri lebih rileks agar bisa menyegarkan pikiran. Banyak hal menarik, lucu, unik, dan menyenangkan yang masih bisa kita lakukan, mengapa memilih untuk terus tenggelam dalam masalah? Putar film lucu, wisata ke tempat menyenangkan, atau pergi dengan pasangan. Lupakan sejenak semuanya. Saat tubuh dan pikiran lebih segar, ada banyak solusi yang bisa didapat.

• Ubah sudut pandang
Seperti kisah orang yang mampu menikmati sunset di tengah kemacetan Jakarta, kita pun bisa melakukannya. Coba lihat dan cari, hal menarik apa yang bisa kita nikmati di tengah masalah yang terjadi. Kalau perlu, jika jengkel pada orang lain atau keadaan tertentu, corat-coret saja gambar tersebut dengan warna terang, gambar badut, atau hal lain yang membuat tersenyum simpul.

Sebenarnya, masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah, meredam, atau mengobati stres. Semua tergantung kepada kita. Mau memilih untuk tenggelam dalam kesedihan, atau mau bersenang-senang dan kembali jadi pemenang.

Yang pasti, semua orang diciptakan dengan waktu yang sama. Dengan jumlah detik yang sama. Jika orang lain bisa bergembira, tertawa riang menghadapi beragam masalah, mengapa kita tidak ikut melakukannya? Mari tersenyum, dunia masih akan selalu indah dengan kemauan kita untuk berubah, dengan selalu memilih kebaikan di antara berbagai masalah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KISAH (NYATA) DI BALIK RASYAD FOUNDATION

"Yang Sudah Berlalu Tak Perlu Disesali"

Contoh Soal Pretest PPG dan Jawaban