Sepenggal Kisah Perjalanan di Sekolah

Dengan kereta supra 125 bersama kepala sekolah, kami menyelusuri jalan aspal berkelok-kelok dari kota kabupaten menuju ke luar kota. Ya sepanjang jalan kulalui dengan memandang ke kanan dan ke kiri setiap hari. Pemandangan begitu indah ketika perjalanan mulai naik ke atas, pohon pinus tumbuh hijau lebat di sepanjang jalan. kicau burung terdengar riang dan terlihat dua ekor babi hutan berlarian jauh ke hutan. Namun semakin jauh berjalan semakin dingin udara yang kurasakan, bahkan semakin gemetar melihat sekeliling jalan. di kanan jalan terlihat tebing yang tinggi dengan banyak batu yang siap jatuh berguguran dan di kiri jalan tebing yang sangat curam seakan-akan jika tidak hati-hati maka habislah riwayat kita jatuh kesana. Ya perjalanan semakin ke puncak gunung dan semakin dingin hawa yang dirasakan hingga menusuk tulang dan sendi. Di puncak itu ada warung tempat untuk berhenti melepas lelah, haus, dan lapar setiap saat. Kemudian jalanpun mulai menurun hingga melewati kampung Gajah. Di kampung Gajah sering berpapasan dengan anak sekolah SD Negeri 7 Pining, dan mereka sering menyapa “Ara bapak guru kami, Pak?’ kami hanya bisa bilang “ ara” sambil jalan terus menelusuri jalan beraspal. meski sudah di perkampungan gajah perjalanan masih 3 Km menuju kampung Uring tempat kami tugas.
SD Negeri 6 Pining yang berada di Kampung Uring, Kecamatan Pining Kabupaten Gayo Lues, memang letaknya jauh berada di tengah-tengah antara ibu kota kabupaten dan kecamatan. Jarak dari kota kabupaten kira-kira 27 Km, untuk sampai di sekolah tersebut dengan sepeda motor memerlukan waktu kurang lebih 1 jam. Sehingga begitu jauh aku harus datang ke sekolah tersebut. Memang butuh tenaga dan kemauan yang keras untuk melaksanakan tugas di daerah yang begitu jauh. Untuk itu meski hanya setahun aku harus bisa bertahan menghadapi medan yang begitu sulit seperti yang dihadapi rekan guru disana. Ya memang guru sd ini sebagian besar berasal dari daerah dekat kota. Di sekolah ini, ada guru yang sudah 8 tahun lebih mengajar disana, guru tersebut sebenarnya sudah sangat lelah dalam melaksanakan tugas yang begitu jauh namun apa boleh buat tugas harus dilaksanakan. Dia pun juga pernah merasakan ketakutan di masa ada gerakan aceh merdeka, banyak suara tembakan di sekitar sekolah, bahkan untuk hidup ia rela masuk dalam parit. Memang sekolah disana sangat dekat dengan markas gam di kabupaten tersebut. karena sekolah tersebut berada di dekat daerah pegunungan.
Meski letak sekolah di daerah pegunungan namun kondisi bangunan fisik tampak dari luar sangat bagus. Terdapat enam ruang kelas diantaranya tiga ruang dibangun sejak 2007 sedangkan tiga ruang kelas baru dibangun Desember 2012 usai. Maka lengkap sudah ruang kelas yang terlihat megah dan kokoh. dan didalam kelas sudah tersedia meja dan kursi yang baru untuk digunakan siswa. Untuk sarana dan prasarana yang lain, halaman sekolah sekaligus dijadikan sebagai tempat olah raga para siswa misal kasti, bola voli dan sepak bola. Sedangkan ruang perpustakaan telah tersedia buku-buku dengan ratusan judul buku dan ruang baca tempat para siswa membaca buku.
Saya sangat beruntung menjadi guru SM3T (sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, dan terpencil) di SD N 6 Pining, karena guru-guru disana sangat ramah dan baik hati. Mereka sangat senang dengan adanya tenaga pendidik dari luar provinsi. Sehingga adanya saling kerjasama dan bantu membantu dalam melaksanakan tugas di sekolah.Selain itu, aku dapat belajar bahasa daerah sana meski hanya tahu sedikit guna untuk membantu dalam proses pembelajaran. Andaikan sedikit saja tidak tahu bahasa daerah sana mungkin tidak bisa untuk mengajar kelas satu saat wali kelas berhalangan hadir, karena kelas satu belum bisa berbahasa Indonesia. Memang disinilah kesulitan aku dalam mengajar, sedikit bahasa daerah sana yang kupahami dan setiap waktu harus berkomunikasi dengan mereka. Untuk itu aku harus belajar bahasa mereka. Inilah yang menjadikan keyakinan bahwa beraneka ragam bahasa namun harus adanya bahasa nasional sehingga mampu untuk berkomunikasi. Keramahtamaan dalam berbicara maupun berperilaku mereka memberikan kesenangan dihati untuk menjalankan kegiatan di sekitar mereka.
Meski demikian, belajar memang sangat perlu baik semasa kecil maupun sudah besar karena belajar tidak memandang usia. Masyarakat sekitar SD ini memang pendidikan terlihat masih rendah, namun beberapa tahun ke depan saya yakin pendidikan untuk generasi penerus semakin baik karena di desa mereka sekarang sudah berdiri sekolah dasar dan lanjutan bahkan sekarang sudah banyak anak-anak yang mulai belajar di kota. lebih-lebih sekarang mereka sudah mulai mengenal media informasi dimana sekarang sudah ada listrik masuk desa tersebut pada bulan Agustus 2012, dan saya yakin dengan adanya listrik masuk kesana pola berpikir masyarakat akan semakin berkembang dengan baik. Karena tentunya masyarakat ingin merubah pola hidup mereka.
Disisi lain disana memang belum ada tower sehingga sinyal untuk Hp masih belum ada dan tak bisa digunakan untuk menggunakannya. Padahal masyarakat disana sudah mempunyai HP untuk setiap rumah, mereka menggunakan HP tersebut harus pergi ke kota kabupaten.
Melihat kondisi seperti ini memang sulit untuk mengetahui informasi pendidikan disana bila ada hal yang mendadak. Sehingga daerah kecamatan Pining kebanyakan informasi jauh tertinggal. bahkan penggunaan media pun sulit karena keterbatasan media pembelajaran.
Mengajar disana memang harus sabar dan rela berkorban, karena setiap harinya tentunya setiap guru yang datang harus merangkap dalam mengajarnya dua atau tiga kelas. bahkan aku pernah merangkap enam kelas karena guru berhalangan hadir datang ke sekolah. Meski demikian kami tidak pernah mengeluh atas hal tersebut karena melihat betapa semangatnya anak-anak desa tersebut sangat semangat dalam bersekolah.
Belajar memang membutuhkan waktu yang relatif lama, dari mulanya siswa kurang pandai membaca dan menulis semakin lama mereka semakin pandai membaca maupun menulis. Ada kalanya di kelas tiga di tahun ini mereka hanya pandai menulis saja, tentunya semakin lama saya yakin mereka akan pandai membaca. Sebenarnya melihat kondisi sebagian anak belum bisa membaca maupun menulis, ini sangat menyedihkan namun bagaimana lagi karena hal ini memang ada dan memang banyak dijumpai di sekolah yang pelosok. Hal ini disebabkan oleh latar belakang orang tua mereka yang sebagian kurang memperhatikan pendidikan anaknya, lingkungan masyarakat yang kurang mendukung dengan pendidikan bahkan dari intern terlihat motivasi pendidikan untuk anak masih sangat kurang.
Di sekolah ini hampir semua orang tua murid daeri sejak mendaftarkan anak mereka ke kelas satu sampai kelas enam tidak pernah datang ke sekolah. hal inilah yang disayangkan, para orang tua siswa yang beranggapan bahwa bilamana anak mereka sudah diserahkan sepenuhnya ke SD ini maka berarti semua tanggung jawab telah diserahkan sepenuhnya kepada para guru. Jelas ini tidak mungkin karena bagaimanapun juga seorang guru itu mempunyai batai kemampuannya dalam mendidik siswa. Dan ini tidaklah mungkin lagi seorang guru itu mampu mengontrol semua muridnya yang jumlahnya lebih kurang seratus lima belas anak, untuk masing-masing kelas hampir rata-rata sembilan belas anak, dari kelas satu sampai ke kelas enam. Dan tentunya tidaklah mudah mengontrol seratus siswa dimana latar belakang keluarga, karakter atau sifat, dan lingkungan yang berbeda dapat terkendali dengan baik. Oleh karena itu, bahwa kerjasama orang tua siswa murid dengan para guru sangatlah perlu digalakkan lebih-lebih untuk setiap tahun harusnya ada pertemuan rutin anatar guru dan orang tua guna meningkatkan pendidikan bagi para siswa maupun perkembangan sekolah.
Teski sekolah ini sangat jauh dari kota maupun kecamatan, alhamdulillah dalam bulan September 2012 kemarin, sekolah ini yang pertama kalinya memperoleh juara lomba cerdas cermat di tingkat kecamatan Pining. Meski maju di tingkat kabupaten untuk membawa nama baik kecamatan belum bisa memperoleh juara, namun sekolah tersebut sudah bangga bisa mewakili maju ke tingkat kabupaten. Dari ratusan siswa SD di kecamatan pining dari delapan sekolah dasar, salah satu siswa bisa memberikan kejutan bisa tampil di kabupaten, ini memberikan motivasi yang sangat membanggakan meski dari sekolah yang ada di pelosok namun mampu menoreh prestasi. ini semua berkat kerjasama Bapak kepala sekolah dan guru dalam mendidik siswa-siswinya. Meski demikan saya sakin bahwa di sekolah ini, para siswa diibaratkan dengan berlian yang masih terpendam, yang lama-lama apabila mereka dididik, dibina, dilatih dan lebih-lebih guru secara sadar memberikan motivasi yang tinggi kepada para siswa , ke depan tentunya berlian-berlian itu akan muncul dan bersinar yang dapat memberikan keindahan sekolah di desa tersebut.
Memang sulit untuk mengembangkan prestasi bagi para siswa, namun saya yakin bahwa kemauan dari hati yang ikhlas akan memberikan arti yang sangat baik bagi dunia pendidikan. Lebih-lebih guru dalam melaksanakan tugasnya secara sadar dan terus menerus memberikan pendidikan bagi para siswa tentunya akan memberikan dampak yang posotif bagi pendidikan. Tanpa adanya guru, anak-anak hanya ada disekolah untuk bermain bersama teman-temannya, mereka belum mengerti belajar dengan seksama. Mereka selalu menunggu datangnya guru, mereka sangat perlu ilmu. Namun, apabila guru jarang untuk datang, saya yakin pendidikan jauh tidak berkembang.
Memang sangat berat dirasakan mengajar di sekolah SD ini, karena letak yang sangat jauh bahkan medan yang sulit. Namun jika kita kembali ingat akan tugas dan tanggung jawab maka tentunya tidaklah mungkin pekerjaan akan terasa berat. Ini semua hanya akan dapat terlaksana oleh pada diri seseorang yang mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, selain itu oleh dorongan pemimpin dalam mengelola satuan pendidikannya secara arif dan bijaksana.

Sumber : http://fiksi.kompasiana.com/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Yang Sudah Berlalu Tak Perlu Disesali"

Kisah-Kisah Sukses Petani Sawit

KISAH PELAYAN MENJADI MANAGER JARINGAN HOTEL DUNIA