Sang Pelaut
Apa yang membuat pelaut mampu meninggalkan rumah, meninggalkan istri, meninggalkan anak-anak di rumah? Jawabanya hanya singkat yaitu "CINTA". Jika pelaut tidak memiliki cinta yang tulus tidak mungkin ia mampu berjuang mati-matian di tegah laut.
Tidak mungkin ia mampu berbulan-bulan di kapal bahkan bertahun lebih di kapal. Ia bertahan karena mereka bertanggung jawab besar untuk kebutuhan anak-anak di rumah. Ia bertanggung jawab atas biaya hidup anak dan istri. Cinta yang tulus mampu mengorbankan segalahnya dan Nyawa pun dipertaruhkan untuk anak-anak tercinta di rumah.
Pulang ke rumah, berkumpul bersama anak dan istri. Makan bersama di rumah adalah rindu yang kami harus tanggung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun di kapal. Di kapal, kita berkumpul dengan orang-orang yang berbedah keyakinan, berbedah negara, berbedah karakter, berbedah suku. Masalah dan kesalahpahaman pasti ada. Dan itu hal yang sudah biasa bagi seorang pelaut.
Jika selama ini kamu selalu berfikiran buruk tentang pelaut.
Maka pahamilah, apapun profesinya, di mana pun bekerja kalau memang orangnya setia, maka dia akan tetap menjadi orang baik. Tetap memperjuangkan keutuhan rumah tangganya.
Jangan pernah menyerah mengahadapi hidup. Tetaplah berjuang demi orang-orang yang kamu cintai. Jika nanti Tuhan mengakhiri hidupmu, kamu tidak akan pernah mati percuma. Kamu akan tetap hidup abadi di hati orang-orang yang kamu perjuangan. Ombak besar bukanlah masalah tapi yang masalah besar adalah ketika dapur di kampung tak lagi berasap.
Komentar