Pak Rastoni


''ini alasan gw buat benci 2 profesi, yg pertama pengemis (tua atau muda) dan kedua tukang parkir minimarket (kita datang sepi, pas beranjak pergi prat prit prat prit minta duit)
Enak banget ya cara lo dapetin duit, contoh bapak ini''

Yang di bintaro
Yukk kita gunakan socmed buat bantu sesama.. 😃 mungkin temanteman yang tinggal seputaran #bintaro ada yang juga membutuhkan jasanya si bapak 🙏

PAK RASTONI

Seneng, lagi-lagi dipertemukan dengan orang hebat, yg gigih menyusuri (literally) jalanan demi menjemput rezekiNya.

Nama beliau, Pak Rastoni, umurnya 65 tahun. Gak sengaja ketemu si bapak, Rabu, 28 September, jam 10-an pagi, di depan pasar modern Bintaro. Beliau nenteng cangkul. "Lagi ngider cari kerjaan," kata si bapak.

Tawarin nyabutin rumput di rumah, itu yg langsung kepikiran sama gw. Cuma berhubung dah mesti ke kantor, niat itu mesti ditunda.

Pak Rastoni kebetulan gak punya hp n gak hapal alamat kontrakannya, jadilah kami janjian Kamis jam 7 pagi, di lokasi yg sama.

Bener, beliau tepati janji. Malah, jam 6 dah duduk di trotoar depan pasmod.

- "Bapak ngontrak di mana?"
+ "Di deket sekolah Jepang"
- "Berapa bayar kontrakan Pak?"
+ "Seminggu 10 ribu."

Whatttt? Kontrakan kaya apa sebulan 40 ribu?

Penasaran, Pak Rastoni bersedia nemenin gw ke kontrakannya.

Gak jauh ternyata. Adanya di gang persis sebelah masjid Al Aqsha di cluster Permata Bintaro. Masuk gang sekitar 300 meter, kontrakan ada di sebelah kiri.

Setelah melihat langsung, baru paham kenapa harganya 10 ribu seminggu.

Kontrakannya ternyata hanya berupa halaman samping di sebuah warung nasi. Gak mungkin tidur di atas tanah, diakalin dengan memasang meja. Meja itulah "kontrakan" beliau. Di sisi kanan halaman rumah, ada 4 orang yg "ngontrak" di situ.

- "Pak, bapak umur segini kenapa masih kerja?"
+ "Kalo gak kerja, nanti gak bisa ngasih makan anak istri." (Istri, 2 anak dan 2 cucu tinggal di Brebes)
- "Bapak dulu sempet sekolah nggak?"
+ "Nggak, sama orang tua disuruh ngangon kebo"
- "Bapak sehari-hari ngider ke mana aja?"
+ "Ke mana-mana, Bintaro, Graha Raya, Ciputat, Pamulang, BSD."
- "Apa aja yg dikerjain Pak?"
+ "Apa aja bapak kerjain neng. Gali septic tank, bersihin got, nyabutin rumput"
- "Tiap hari ada aja kerjaan ya Pak?"
+ "Nggak neng. Bisa 2 minggu gak dapet kerjaan sama sekali."
- "Kalo gak dapet uang, makannya gimana Pak?"
+ "Tinggal minta ditulisin aja di buku di warung. Ntar kalo dapet uang baru bayar."

Dua minggu ngider tanpa dapat sepeser pun, kelu langsung lidah gw.

Buat sebagian orang, jutaan, belasan juta, puluhan juta, rutin masuk ke rekening setiap bulan.

Tapi buat orang-orang seperti Pak Rastoni, 2 minggu berjalan kaki ditemani cangkul menawarkan jasa dan tanpa hasil, biasa terjadi. Tapi beliau hebat. Gak ngeluh, gak berhenti ngider, tetap pandai menjaga semangatnya mencari rezeki.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Yang Sudah Berlalu Tak Perlu Disesali"

Gambar
Suatu ketika, ada seorang pemuda yang mendapat warisan dari orangtuanya. Karena tergolong keluarga sederhana, ia hanya mendapat sedikit uang dan beberapa buah buku. Sebelum meninggal, ayahnya berpesan, “Anakku, buku-buku ini adalah harta yang tak terhingga nilainya. Ayah berikan kepadamu, baca dan pelajarilah. Mudah-mudahan kelak  nasibmu bisa berubah lebih baik. Dan ini sedikit uang, pakailah untuk menyambung hidup dan bekerjalah dengan rajin untuk menghidupi dirimu sendiri.” Tak berapa lama, uang yang ditinggalkan pun habis terpakai. Sejenak ia melongok buku-buku peninggalan ayahnya. Ia teringat pesan dari orangtuanya agar belajar dari buku tersebut. Karena malas, ia mengambil jalan pintas. Buku itu dijual kepada teman yang mau membeli karena kasihan. Sebagai gantinya, ia mendapatkan beras untuk makan sehari-hari. Beberapa saat kemudian, si pemuda harus mulai bekerja kasar demi menyambung hidup. Yang membuatnya heran, teman yang dulu membeli bukunya, kini hidupnya kelihatan n
Baca selengkapnya

Kisah-Kisah Sukses Petani Sawit

Gambar
Cerita Petani Sawit Sukses dari Ende Merantau ke Kutai Memiliki penghasilan besar adalah keinginan tiap orang, tak terkecuali Ahmad (43). Pria asal Ende, Nusa Tenggara Timur itu memilih mengadu nasib ke Kutai Timur, Kalimantan Timur, untuk menjadi petani. Dengan uang yang dimilikinya, Ahmad membeli enam hektare tanah di Desa Suka Maju, Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur, Kaltim. Di tanah miliknya itu, Ahmad bertani kelapa sawit. Alhasil, kini penghasilannya mencapai Rp 18 juta per bulan. Dalam sebulan, kebun kelapa sawit milik Ahmad bisa dua kali panen. Dari penjualan tandan buah segar (TBS) sawit setiap dua kali dalam satu bulan dia memperoleh hasil kotor rata-rata hingga Rp 21 juta. “Jadi pendapatan kotor sebesar Rp 24 juta kemudian dikurangi biaya operasional, obat dan pupuk serta pekerja, saya masih memperoleh Rp 9 juta atau Rp 18 juta per bulan,” katanya, Sabtu (20/7). Ahmad yang didampingi istri Idawati dan ketiga anaknya saat berada di Sangatta, mengatakan, keb
Baca selengkapnya

KISAH PELAYAN MENJADI MANAGER JARINGAN HOTEL DUNIA

Gambar
Dikisahkan, pada sebuah malam hujan badai bertahun tahun yang lalu, ada seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia untuk mendapatkan tempat bermalam dan menghindari hujan. “Dapatkah Anda memberi kami sebuah kamar di sini?” tanya sang suami kepada si pelayan. Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota, “Semua kamar kami telah penuh,” pelayan berkata. “Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti Anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin Anda mau tidur di ruangan saya? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat Anda tidur dengan nyaman malam ini.” Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. “Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja” kata sang pelayan. Akhirnya pasangan ini setuju. Keesokan pagi harinya, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, “Anda seperti seorang manager yang baik yan
Baca selengkapnya