Jangan Pernah Menyerah!
Kita semua pernah mengalami sedikit “benturan” kecil dalam perjalanan hidup kita. Penderitaan tidak bisa dihindari, tetapi kesedihan adalah suatu pilihan. Penderitaan akibat benturan akan mengubah Anda, tetapi memang tidak selalu memperbaiki. Akan harus memilih untuk berubah menjadi semakin baik.
Anda dapat membiarkan kemunduran Anda menjadi batu sandungan atau batu loncatan. Pilihan itu terletak pada Anda. Ada pepatah yang menyebutkan: “Sepuluh persen dari kehidupan adalah apa yang terjadi kepada Anda. Sisanya yang 90% adalah bagaimana Anda menanggapi apa yang terjadi pada Anda.” Coba kita renungkan sejenak. Kegagalan bukanlah sesuatu yang terjadi saat Anda jatuh, tetapi kegagalan terjadi saat Anda menolak untuk bangkit kembali.
Salah satu kuncinya adalah dengan kemauan yang keras yang tentu saja diimbangi dengan tanggung jawab. Exactly, Anda dapat ngotot dengan cara yang benar. Mungkin Anda dapat menyebutnya ketabahan, tapi saya lebih suka menyebutnya kemauan yang keras. Anda dapat juga berkemauan keras dengan cara yang salah. Sikap seperti itu disebut stubborn, atau kepala batu. Makanya, kepala batu, apapun itu sebutannya, adalah sikap yang harus kita jauhkan.
Memang sih, lebih mudah cepat menyerah ketimbang kita berjuang. Karena untuk berjuang perlu usaha yang tak sedikit. Di sinilah letak perbedaan antara orang yang disebut SUKSES dengan yang disebut GAGAL. Orang sukses yang ditimpa kegagalan, akan menolak untuk putus asa atau hancur. Itulah mengapa mereka bisa sukses.
Sekali lagi saya menyelipkan kutioan penuh makna yang diambil dari ucapan Winston Churchill. Sir Winston Churchill suatu kali diminta berbicara kepada almamaternya dala sebuah upacara kelulusan. Saat itu ia sudah cukup terkenal berkat keberanian dan keyakinannya selama Perang Dunia II.
Auditorium dipenuhi oleh mahasiswa yang lulus, para orang tua, pejabat pemerintahan, dan tamu lainnya. Ia datang dengan topi tinggi, mantel, cerutu, dan tongkatnya yang klasik itu. Setelah pidato pembuka oleh MC, termasuk satu daftar panjang tentang keberhasilannya, ia berjalan perlahan menuju ke atas panggung.
Sambil memandangi para mahasiswa, suatu kekuatan tampak dari air mukanya. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan dan memberikan pidato tersingkat yang pernah diterima para mahasiswa itu. Dengan nada yang mencerminkan karakter pahlawan dan diplomat, ia berkata, “Jangan, jangan, jangan pernah menyerah!” Sesudah menarik napas panjang, ia mengulangi dengan suara yang lebih keras lagi, “Jangan, jangan, jangan pernah menyerah!” Ia berbalik, mengenakan topi tinggi dan mantelnya, kembali mengambil tongkat dan cerutunya, kemudian pergi.
Kita semua akan menghadapi pertempuran, dan saat pertempuran itu berakhir, para pengecam akan menyerang. Tapi jangan pernah menyerah! Ah, ya, no doubt, Anda akan tergoda untuk menyerah, kalah, dan mundur. Tapi jangan.. dan jangan pernah melakukannya karena pertarungan belum berakhir!
Don’t ever give up the hope
If you give up the hope;
YOU LOSE
Komentar